A Few Note For 9 Summers 10 Autums
Masyarakat dunia, khususnya Indonesia, sedang mengolah kekayaan alam, kreativitas pengetahuan dan invensi serta inovasi teknologi menjadi sampah kebudayaan, kekonyolan mental, kehinaan moral dan kekerdilan kemanusiaan. Fuadi menampilkan sebaliknya: dengan bukunya ini ia mengolah sampah-sampah masa silam kehidupannya menjadi emas permata masa depan. Apa itu gerangan? Bagi siapa pun yang mengerti emas permata nilai-nilai kehidupan, mereka tidak memerlukan saya menjelaskannya. Dan bagi yang tidak pernah belajar mengerti, sia-sia saya menjelaskannya.
(Emha Ainun Nadjib)
Menurut saya komentar Cak nun mengenai Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad fuadi relevan dengan 9 Summers 10 Autums karya iwan Setyawan, karma keduanya bercerita tentang kekuatan keinginan, kekuatan impian.
Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata “impian”? masih kah anda mengingat tentang impian atau cita – cita anda? Dan sudah seberapa jauh anda berusaha untuk mewujudkan impian itu? Ataukah anda sudah menyerah dan cukup puas untuk tidak lagi memikirkan impian – impian luar biasa yang pernah anda azzamkan dalam jiwa.
Namun bagi iwan Setyawan, mimpi-mimpi itu harus dipejuangkan!, melalui novelnya “9 Summers 10 Autums”, ia mengajarkan bahwa impian dan cita – cita adalah hal yang harus diperjuangkan. Dengan segala keterbatasannya, ayahnya hanya seorang sopir angkot yang harus menghidupi kelima anaknya, tidak mudah bagi Iwan untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Namun usaha dan kerja keraslah yang mengantarkannya untuk terbang tinggi menuju menara impiannya, ia yang seorang anak sopir angkot dari kota apel berhasil menjadi salah satu direktur perusahaan terkemuka di The Big Apple , New York.
Novel ini pertama kali rilis pada bulan februari 2011, dan saya mendapatkan novel ini satu tahun setelahya, pada cetakan ke delapan. Tentunya sudah banyak yang membuat review tentang novel ini, namun komentar singkat diatas tidak bermaksud untuk memberikan review ulang tentang novel ini karena bukan kapasitas saya untuk mengomentari sebuah karya sastra, namun hanya ingin menuliskan semangat – semangat positif mengapa kita harus tetap selalu memperjuangkan impian –impian kita, sesuai dengan semangat optimistis dari novel ini.
Novel ini tidak bercerita tentang mimpi, tetapi tentang keberanian untuk menembus batas ketakutan. Kisah luar biasa yang diceritakan dengan lugas dan sederhana (E.S Ito, penulis novel Negara kelima dan rahasia Meede)
Ya , kita harus memperjuangkan mimpi – mimpi kita, karena kalau bukan kita yang membela impian kita, lalu siapa lagi yang akan membelanya!.
Segar dan Inspiratif!
0 komentar:
Posting Komentar