Mutiara dari Pondok Madani
Akan tiba masa ketika kalian dihadang badai hidup. Bisa badai diluar diri kalian, bisa badai didalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan Sabar, jangan lari. Badai pasti berlalu.
Badai paling dahsyat dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaa diri, dan tujuan hdup. Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar, kaian akan menjinakkan dunia akhirat.
Bila badai datang. Hadapi dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi.
Man shabara Zhafira
Terinspirasi dari novel Ranah 3 Warna
Badai paling dahsyat dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaa diri, dan tujuan hdup. Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar, kaian akan menjinakkan dunia akhirat.
Bila badai datang. Hadapi dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi.
Man shabara Zhafira
Terinspirasi dari novel Ranah 3 Warna
0 komentar:
Posting Komentar