Jejak Langkah
Ketika menulis ini, aku teringat nasihat seorang bijak dari Villanova tentang “rasa yang tak berbatas, tentang cinta yang tak berbatas, tentang garam yang mampu mengubah rasa secara diam- diam”.
It’s not the end, it’s just the beginning, 4 periode bukanlah waktu yang singkat untuk dilalui, pun dengan berbagai kisah dan kenangan yang hadir menyertai pejalanannya, perjalanan yang luar biasa!. Seperti kata imam syafii “Kamu akan mendapat pengganti sahabat disetiap tempat”, baru kemarin rasanya memakai dresscode putih hitam untuk orientasi awal kampus sekarang dengan pakaian serupa untuk ceremonial perpisahan kampus.
Wahai waktu, engkau sungguh tak pernah menunggu.
aku ingin ungkapkan sebuah rasa terspesial kepada seluruh teman yang menjadi bagian dari perjalanan waktu ini terkhusus kembali untuk Keluarga mahasiswa islam Teknik dan Wahana Dakwah Islamiyah, kepada meraka yang mengajarkan tentang keikhlasan, kepada mereka yang hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi hidup untuk sebuah kehidupan, aku begitu kehabisan kata – kata untuk kusampaikan kepada kalian semua, orang yang luar biasa!, aku kembali telusuri setiap perbendaharaan kata yang ada dalam memori yang terbatas ini, namun tak jua kutemukan, aku sadar, aku tidak mempunyai kosa-kata yang lain selain dua buah kata yang membentuk satu arti “terima kasih”, terima kasih atas segalanya.
Seperti kutipan nasihat bijak diawal tulisan, bahwa rasa dan cinta itu tak berbatas, bisa jadi secara tempat kita dipisahkan tetapi itu bukanlah batasan karena kita telah bersatu dalam perbedaan, bersatu dalam persaudaraan.
Kita memang tidak pernah tahu kapan?, dimana?, darimana? dan bagaimana? keindahan sebuah hati berawal, Namun kita bisa berusaha bagaimana menjaga keindahan yang telah terbentuk itu untuk tetap selalu indah, selamanya!.
Kepada Para Sahabat:
“mana mungkin sepotong rumput dapat membalas kehangatan sinar mentari di musim semi.
Terakhir, Saya kutipkan puisi dari Taufiq Ismail sebagai penutup beriring pesan, dari seorang sahabat yang pernah kalian kenal, yang pernah membuat kecewa, yang pernah menimbulkan amarah, semoga nantinya semua berakhir dengan akhiran yang baik yang Husnul Khotimah.
“kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di pundak bukit
jadilah belukar, tapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau.
jadilah belukar, tapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau.
kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
jadilah saja jalan kecil
tapi jalan setapak yang
membawa orang ke mata air
jadilah saja jalan kecil
tapi jalan setapak yang
membawa orang ke mata air
tidak semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya..
tentu harus ada awak kapalnya..
bukan besar kecilnya tugas, yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
dan jika kamu tidak sanggup menjadi apa-apa
cukup jadilah saja dirimu..
tetapi
sebaik-baiknya dari dirimu sendiri”
2011-12-22
Bersama Teman -Teman SMA
Bersama Teman-teman Keluarga Mahasiswa Islam
Bersama Teman-teman Wahana Dakwah Islamiyah
Bersama Teman-teman Teknik Elektro
0 komentar:
Posting Komentar