100 Tahun Muhammadiyah, Semangat Islam yang berkemajuan
Satu abad yang lalu, disuatu kampung kecil di Yogyakarta, Ahmad Dahlan dan kelompok pengajian kecilnya mendeklarasikan Muhammadiyah sebagai suatu wadah terorganisir untuk memudahkan dan mengembangkan bentuk - bentuk amal sosial serta pencerdasan terhadap masyarakat, Implmentasi awal dari program ini sangatlah sederhana, yaitu pengejawantahan dari surat Al Maun, Dahlan dan murid-muridnya memberi makan orang - orang yang kelaparan dan mendidik anak - anak yang putus sekolah, begitu sederhana.
Diawali dari tindakan sederhana diatas, ide besar Muahmmadiyah yaitu perbaikan sosial masyarakat baik dari ranah akidah, ekonomi, pendidikan dan berbagai macam aspek kehidupan lainnya terus menerus berkembang hingga sekarang tercatat sekitar 150 Perguruan tinggi, Ribuan sekolah, ratusan rumah sakit berhasil didirikan oleh Muhammadiyah.
Hari ini, 18 November 2012 menurut penanggalan masehi tepat 100 Tahun Muhammadiyah Resmi diproklamirkan secara resmi, Muhammadiyah mendeklarasikan sebagai gerakan tajdid dengan semangat pembaharuan, tentunya mendapat tantangan dari kaum agamawan mapan ketika saat itu, Muhammadiyah dicurigai, Langgarnya di tutup, dan dianggap menyimpang dari ajaran islam pada umumnya, namun Sunnatullah setiap pembaharu dimanapun dimuka bumi ini selalu dicaci, dihujat, dibenci pada awalnya namun diam - diam dipuji dan diikuti.Begitu pun dengan Muhammadiyah sebagai gerakan sosial keagamaan yang ketika lahir dibenci namun pada akhirnya diikuti.
Atas kiprah dan sepak terjang Muhammadiyah selama ini pantaslah kita sebut muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berkemajuan, atau dalam bahasa Bung karno (salah satu anggota persarikatan Muhammadiyah) Gerakan islam progresif. Muhammadiyah lahir dengan merevolusi pemikiran - pemikiran islam yang taqlid yang sudah tidak sesuai dengan ajaran islam dengan pemikiran - pemikiran islam yang subtansional, semisal contoh dulu khotbah jumat dibacakan dengan bahasa Arab, karena Nabi dan para sahabat menggunakan bahasa arab ketika berkhotbah, Namun Ahmad Dahlan mengatakan tujuan khotbah untuk memberikan pencerdasan terhadap masyarakat, bagaimana masyarakat mau cerdas jika ia diajari dengan bahasa yang tidak ia mengerti, lalu kyai Dahlan berfatwa tidak mengapa Khotbah dengan bahasa selain bahasa Arab yang penting dimengerti oleh jemaah masjid, awalnya tindakan ini dianggap sesat namun sekarang diikuti. Contoh lain tentang pendidikan pesantren awalnya pesantren hanya mengajari ilmu - ilmu yang berkaitan dengan ibadah vertikal dengan Tuhan, Fiqih, dll dan mngesampingkan ilmu - ilmu lain yang dianggap tidak islami, namun Muhammadiyah membuat gebrakan dengan mengadopsi sistem pengajaran barat, Semua ilmu diprioritaskan baik agama, science, filsafat dan lainnya.
Maka pantaslah bahwa dalam 100 tahun Muhammadiyah berkiprah, dianggap sebagai gerakan islam yang progresif, gerakan islam yang berkemajuan. Untuk itu kita harapkan bersama Muhammadiyah tetap menjaga semangat islam yang berkemajuan itu, sebagaimana tertuanga dalam pernyataan pemikiran Muhammadiyah pada muktamar Tahun 2010 "Islam berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia, Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Islam yang menggelorakan misi anti perang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di atas muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku, bangsa, ras, golongan dan kebudayaan umat manusia di muka bumi”
100 Tahun Muhammadiyah selamat berulang tahun!!!
0 komentar:
Posting Komentar