Pemberdayaan Iklim sebagai Solusi Energi Terbarukan
Sobat bumi Indonesia, kita harus berbangga dengan salah potensi yang diberikan Tuhan kepada negeri kita Indonesia, dengan letak geografis Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa, terletak diantara dua benua dan dua samudera serta di tambah lagi wilayahnya yang terbagi menjadi ribuan pulau, Indonesia mempunyai bebagai macam sumber energi baik yang tertanam didalam maupun diatas bumi Indonesia. Dengan letak geografis itu, Indonesia memiliki dua musim, musim panas dan musim hujan. Dimusim panas hampir sepanjang periode tersebut bumi Indonesia mendapatkan anugerah berupa sinar matahari yang melimpah. Dimusin penghujan, Bumi Indonesia dianugrahi debit air hujan yang melimpah ruah pula.
Potensi iklim seperti ini dapat dimanfaatkan dengan memanfaatkan kedua musim tersebut menjadi sumber energi di Indonesia, pertama musim panas dengan keadaan sinar matahari yang melimpah dapat kita manfaatkan dengan menjadikannya sebagai sumber energi untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya. Dimusim hujan dengan kondisi curah hujan yang cukup tinggi dapat kita manfaatkan sebagai sumber energi untuk membuat pembangkit listrik mikro hidro.
Potensi sinar matahari yang melimpah pada musim panas dapat dimanfaatkan dengan mengkonversikannya menjadi sumber energi alternatif yang terbarukan. Wilson Wenas dari Jurusan Fisika ITB menyatakan “bahwa total intensitas penyinaran perharinya di Indonesia mampu mencapai 4500 watt hour per meter persegi yang membuat Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari ini. Dengan letaknya di daerah katulistiwa, matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam pertahunnya”. Dengan membuat smart solar cell system. Smart Solar Cell Systemmerupakan system pembangkit listrik tenaga matahari pintar yang dapat menggerakkan panel surya secara otomatis mengikuti arah gerak matahari. Sistem ini merupakan gabungan dari sistem solar cell konvensional dan teknologi control modern. Kalau solar cell biasa pemanfaatan sinar matahari besifat pasif, artinya panel sel surya tersebut terletak dalam posisi statis, maka dengan smart solar cell system ini, panel surya yang ada dibuat secara otomatis mengikuti kemana arah sinar matahari bergerak hingga terdapat optimisasi penyerapan sinar matahari dengan itu akan bertambah besar pula energi yang dihasilkan.
Optimisasi smart solar cell ini terletak pada perangkat panel surya yang digunakan, dipanel surya tersebut terpasang sensor panas UV, sensor infrared, yaitu sensor yang dapat mendeteksi dimana arah sinar matahari yang lebih panas. Dengan pemanfaatan teknologi control modern semisal programmable Logic Control, Distributed Control System ataupun Supervisory Control and Data Aquitition, sensor tadi mengirim perintah kepada unit pemroses data lalu unit pemroses data ini memerintahkan kepada actuator untuk menggerakkan panel surya tadi ke arah sinar matahari yang lebih besar.
Smart Solar Cell System
Dengan Smart Solar system ini tentunya kita dapat mulai mengurangi ketergantungan kita terhadap sumber energi yang berasal dari fosil seperti minyak dan gas. Penerapan Smart Solar Cell system ini dapat menggantikan sebagian besar pembangkit listrik yang ada di Indonesia, tentunya dengan pembangkit listrik tenaga surya ini bakan hanya dapat mengatasi masalah kekurangan listrik di Indonesia namun juga menekan biaya bahan bakar untuk pembangkit tersebut.
Lalu timbul pertanyaan, lalu bagaimana pemanfaatan energi ini ketika musim penghujan tiba, karena dimusim penghujan sinar matahari yang menyinari bumi Indonesia tidak sebanyak ketika musim panas Berlangsung?
Kenapa judul tulisan ini adalah pemberdayaan iklim sebagai solusi energi terbarukan, ya karena memang potensi iklim Indonesia memungkinkan untuk diberdayakan secara maksimal, diatas sudah terpapar mengenai Smart Solar Cell System sebagai sumber energi selama musim panas berlangsung. Lalu bagaimana ketika musim hujan?
Sobat bumi, dengan letak geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan dan topografi Indonesia yang terkombinasi antara dataran tinggi dan dataran rendah, dapat kita manfaatkan untuk membuat pembangkit listrik mikrohidro yaitu suatu pembangkit energi listrik yang memanfaatkan laju aliran air, aliran air ini dapat dihasilkan dari bendungan yang dibuat, dan dengan memanfaatkan sifat dasar air yang selalu mengalir dari daerah yang tinggi ke yang lebih rendah.
Prinsip dasar dari pembangkit listrik mikrohidro ini adalah aliran air sebagai tenaga utamanya digunakan untuk memutar Turbin, lalu Turbin menggerakkan Generator dan dihasilkanlah Listrik dari proses tersebut.
Tentunya dalam musim penghujan laju aliran air ini akan lebih besar dari keadaan biasa dan hal ini mengakibat laju alirann air semakin besar dan tenaga yang dihasilkan untuk memutar Turbin akan semakin besar pula, dengan kondisi ini tentunya energi yang dihasilkan dari generator akan meningkat.
Berdasarkan data dari kementrian pendidikan Nasional Republik Indonesia, Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 - 3000 mm/tahun. Dengan curah ujan seperti itu, dalam asumsi saya pribadi (karena saya belum bias menghitung berapa daya listrik yang dapat dihasilkan dari laju air yang dipengaruhi curah hujan tersebut) bi sasetidaknya untuk menjadi backup selama tidak maksimalnya smart solar cell system selama musim hujan berlangsung.
Lalu, didalam hati sobat bumi ini timbul pertanyaan lagi, okelah untuk masalah kebutuhan energi listrik dapat teratasi, namun bagaimana dengan konsumsi energi lainnya semisal untuk kendaraan yang saat ini masih didominasi oleh energi minyak dan sebagian lagi gas? Serta bagaimana dengan biaya penerapan kedua pembangkit energi tersebut?
Tentunya peralihan energi tidak serta merta langsung me-replace secara keseluruhan dalam satu waktu, diperlukan langkah – langkah bertahap untuk menuju kemandirian energi. Pertama kita kurangi ketergantungan unit – unit pembangkit listrik kita dari yang dulunya didominasi penggunaan bahan bakar minyak dan bahan bakar gas dengan memanfaatkan energi matahari dengan membuat smart solar cell system dan pembangkit listrik mikrohidro dengan memanfaatkan tingginya curah hujan di Bumi Indonesia. Kedua, dengan semakin cepatnya kemajuan teknologi dewasa ini, sekarang mulai dikembangkan kendaraan – kendaraan dengan bahan bakar utama berupa energi listrik yang jauh lebih ramah lingkungan dan tentunya sesuai dengan visi bersama dunia saat ini, go green technology. Dengan arah perkembangan teknologi transportasi kearah itu, tentunya jika kita memiliki banyak pembangkit listrik yang bersumber pada potensi alam kita (dalam hal ini iklim, musim panas dan musim hujan), tidak sulit bagi kita untuk mendirikan berbagai macam station pengisian ulang (charger) listrik untuk berbagai macam kendaraan listrik itu.
Namun, tentunya setiap usaha perbaikan selalu diikuti oleh tantangan – tantangan yang timbul dalam pengimplementasiannya. Pertama, pembuatan teknologi smart solar cell system dan pembangkit listrik mikrohidro masih dikategorikan mahal jika dibandingkan dengan pembuatan pembangkit listrik tenaga gas atau minyak. Kedua , Sumber daya manusia Indonesia, baik pemerintah sebagai pembuat regulasi dan masyarakat sebagai objek yang berkaitan langsung dengan peralihan teknologi ini. Dan tantangan inilah yang harus sobat bumi sikapi untuk semakin menjadi inovatif, seperti sebuah kata bijak “There is no growth in comfort zone and there is no comfort in growth zone"
Lalu apa solusi yang diperlukan untuk menghadapi berbagai macam tantangan yang timbul. Pertama, setiap teknologi baru dianggap mahal karena memang belum terlalu banyak riset mengenai energi tersebut, kita diharuskan untuk semakin banyak mengembangkan riset – riset mengenai penerapan energi tersebut, dengan begitu akan banyak solusi – solusi yang lebih ekonomis mengenai penerapan energi tersebut. Dan juga jika kita bandingkan dalam jangka panjang, pembangunan Smart Solar Cell Systemdan pembangkit mikrohidro ini mungkin lebih mahal dalam hal biaya pembangunannya namun jika kita ukur dalam jangka panjang, justru akan lebih murah karena tidak membutuhkan biaya konsumsi bahan bakar minyak ataupun gas yang harganya terus semakin mahal.
Kedua, pemerintah sebagai pembuat kebijakan tentunya harus menggalakkan perubahan penggunaan sumber energi ini dan meyakinkan maysrakat melalui berbagai macam sosialisasi, di kampus – kampus, sekolah serta tingkat kelurahan hingga peralihan energi ini dimengerti oleh masyarakat.
Sobat bumi! Dengan memaksimalkan potensi yang dianugrahkan Tuhan kepada bumi Indonesia, tentunya kemandirian energi bukan lagi sekedar wacana. Impossible is nothing!, megutip Andrea hirata dalam novelnya “ Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar”!
0 komentar:
Posting Komentar