Peta Intelektualisme (Islam) di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah yang panjang, dari zaman kerajaaan sriwijaya sampai majapahit, dari zaman penjajahan sampai dengan zaman reformasi sampai sekarang, Indonesia telah bergumul dengan berbagai peradaban dan agama, kerajaan sriwijaya dan majapahit pernah menjadi pusat pendidikan agama Budha, zaman penjajahan dari Belanda dan sekutunya selama hampir tiga setengah abad sedikit benyak telah mengimpor kristen dari eropa, di sela-sela itu dari samudra pasai di semenanjung Aceh telah masuk peradaban Islam yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat dan sebagian wilayah timur tengah.

Sejarah telah menggambarkan peradaban yang silih berganti tersebut pada akhirnya membawa penduduk Indonesia menajdi bangsa yang kaya baik budaya dan kepercayaan, tak dapat dipungkiri pula Islam lah yang sampai sekarang tetap menjadi kepercayaan terbesar penduduk Indonesia, mungkin karena pada awal datangnya Islam dibawa bukan bersamaan dengan datangnya bangsa penjajah tetapi karena pendekatan sosio-kultural seperti perdagangan dan persaudaraan.

Perjalanan panjang islam di Indonesia telah mewarnai dan juga menjadi gerakan pembebasan serta simbol perlawanan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, di awal kedatangannya Islam yang dikembangkan para wali mampu memerdekakan masyarakat Indonesia dari budaya syrik, animisme dan dinamisme, dengan pendekatan budaya, seperti pewayangan, syair, tarian dan lain sebagainya. Lalu diakhir abad ke sembilan belas dan awal abad ke dua puluh satu, Islam berperan besar dalam upaya memerdekan Indonesia dalam rangka membebaskan dari penjajah, tokoh-tokoh Islam seperti Haji Agus Salim, HOS Tjokroaminoto telah berhasil untuk menggalang kekuatan awal untuk memersatukan Indonesia dengan jong islamieten bond –nya lalu muncul tokoh tokoh seperti Muhammad Natsir, Roem, di periode itu, tokoh muda seperti Bung Tomo dan jenderal Soedirman pun ikut mewarnai perjuangan Indonesia sampai meraih kemerdekaan. Dan patut dicatat dua proklamator Indonesia dapat dikatakan pula intelektual Islam, Soekarno merupakan kader Muhammadiyah sedangkan Hatta merupakan pribadi yang islamis.

Pada masa itu selain intelektual – intelektual yang mampu mewarnai perjuangan dalam membangun kekuatan politik, jangan pula melupakan sosok Ahmad Dahlan yang dengan Muhammadiyah nya sampai sekarang dapat kita nikmati amal – amal sosial yang begitu banyak dalam bentuk pendidikan dan rumah sakit serta Hasyim Asyari yang telah membangun Nahdathul Ulama.

Tampaknya patut kita sesalkan mungkin karena tokoh – tokoh diatas  sangat jarang meninggalkan jejak ijtihad dan pemikirannya dalam bentuk tulisan mungkin karena pada periode itu masih dalam masa peralihan yang menyita perhatian yang besar. Jika kita buat pengecualian, mugkin nama Muhammad Natsir lah  yang masih dapat kita nikmati ragam pemikirannya dalam karya-karya itupun karena ia pensiun dini karena diasingkan dalam sejarah politik Indonesia.

Lalu muncul era pembaharuan dengan lahirnya Hamka, sosok intelektual/ulama ataupun ulama/intelektual yang juga seorang sastrawan dan penulis, Hamka telah banyak meninggalkan karya  karya nya baik berupa buku, roman, novel bahkan karyanya Tasawuf Modern telah mengalami cetak ulang sampai puluhan kali, ia juga berhasil menyelesaikan tafsir Al Azharnya ketika dalam penjara era orde lama, selain era Hamka maka kita temukan sosok pemikir dan pejuang pada diri Abdurahman Wahid, Nurcholis Majid, Amien Rais serta Syafii Maarif, karya dan perjuangan mereka dalam rangka membebaskan umat dari kebekuan berfikir patut di apresiasi. Gus dur telah mampu mendobrak kebekuan Nahdathul Ulama setelah sempat dileburkan karena sempat ikut dalam politik praktis pada era orde lama, pada masa itu pula Amien Rais dan Syafii Maarif bahu membahu dalam menegakkan panji panji perjuangan islam di Muhammadiyah serta Nurcholis Majid dengan kerangka mengembalikan islam ke fitrahnya dalam bingkai Rahmatan Lil alamin nya.

Tidak salah memang menyamakan tokoh –tokoh intelektual Indonesia dengan tokoh – tokoh yang telah mendunia seperti mensejajarkan peran H, Agus Salim dengan Jamaludin Al-afgani, Muhammad Natsir dengan Rasyid Ridho dan lain sebagainya.  

Tampaknya islam jika ditijau dari perspktif masa depan masih mebutuhkan tokoh – tokoh pembaharu, pemikir dan pejuang untuk terus mampu membawa agama langit ini sebagai sumber kehidupan di bumi indonesia ini, sosok – sosok pejuang serasa tetap hidup dengan pemikiran – pemikirannya yang tetap berpengaruh hingga saat ini, dan tugas umat islam saat ini adalah tetap mencoba meneruskan perjuangan mereka dengan  cara mempelajari pemikiran mereka dengan sikap kritis dan mampu diterjemahkan untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sekarang ini, dibutuhkan usaha yang tidak kecil memang, bahkan dibutuhkan jihad yang luar biasa, dalam arti jihad yang seluas – luasnya.

Wallahualam.

Semoga mencerahkan.....
Muhammad Aldrin

Membuat Power supply 5 volt


Dalam sebuah rangkaian elektronika baik yang analog mapun yang digital sering kali membutuhkan sumber tegangan 5 volt DC, dalam logika digital TTL (transistor transistor logic)  tegangan 5 volt merepresentasikan logika high (1) sedangkan 0 volt mewakili logika low (0).

Sumber tegangan DC dapat kita peroleh dari baterai tapi, baterai yang terdapat dipasaran biasanya tegangannnya berkisar 1,5 volt dan 9 volt, salah satu kelemahan dalam menggunakan baterai ialah baterai bukanlah sumber energi yang dapat bertahan lama (unrechargeable) walaupun ada jenis baterai yang dapat diisi ulang.

Untuk mengatasi maslah ini kita dapat meembuat power supply sederhana dengan komponen-komponen yang banyak terdapat dipasaran dan harganya murah, seperti transformator, kapasitor 2200 mikrofarad dan 1000 mikrofarad, dioda bridge, serta voltage regulator IC 7805. berikut rangkaiannya.

 
gambar rangkaian dan grafik keluraan
Penjelasan rangkaian

Sumber 220 volt AC diperoleh dari sumer listrik PLN lalu kita turunkan dengan menggunakan transformator, tegangan dari transformator ini masih bolak balik jadi kita searahkan dengan dioda bridge( full wave rectifier), sekarang tegangan telah menjadi searah dan kita stabilkan dengan kapasitor 2200 mkrofarad, voltage regulator serta kapasitor 1000 mikrofarad.

Kita lihat dari hasil grafik bahwa diperlukan waktu beberapa saat untuk menunggu tegangan menjadi stabil (pelajari waktu pengisian kapasitor).

Semoga bermanfaat..
Salam santun..

Al Quran dan Tantangan Modernitas

 Abbas Mahmud Al Aqqad dalam karyanya Al Insan fi  Al Quran AL Karim memperikarakan bahwa semua aliran pemikiran dan ideologi ciptaan manusia akan larut dalam bersama larutnya waktu ini, sedangkan pesan  pesan yang ditimba dalam Al Quran akan tetap kokoh menghadapi tantangan zaman. Kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa perkiraan Al Aqqad diatas akan menjadi kenyataan  sejarah masa yang akan datang , tapi bahwa kini dunia sedang mencari pergantungan spiritual yang kokoh, yang tidak lagi tergoda oleh kepuasan semu, mungkin dapat kita sepakati.

Persoalannya sekarang adalah: apakah dunia akhirnya akan melirik Al Quran sebagai sumber rujukan paling sejati dari pergantungan spiritual itu, kita pun tidak bisa memastikannya. Apalagi bila kita mengingat kenyataan sosiologis  umat masih seperti yang kita saksikan bersama, dimana umat islam yang mengaku mengimani Al Quran yang mayoritas berada dipelukan dunia ketiga yang dililit dengan keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan, tampaknya masih terlalu jauh untuk dijadikan sebagai pencipta dan pembawa obor peradaban segar yang mungkin menjadi altenatif bagi umat manusia. Profesor Abdus Salam dalam artikelnya berjudul, “what the third really needs”, memberikan gambaran yang tajam tentang kondisi dunia sekarang yang ditandai oleh dua macam penyakit.” Penyakit si kaya” dan “penyakit si miskin”, dengan mengatakan:

“sembilan ratus tahun yang lalu, seorang dokter islam terkenal yang tinggal di Bukhara, Asia tengah, Al Asuli, menulis sebuah medical pharmacopeia yang ia bagi menjadi dua bagian, dieses of the rich dan diseases of the poor. Seandainya Al asuli masih hidup dan menulis sekarang, saya percaya ia akan membagi pharmacopeia-nya menjadi dua bagian yang serupa. Satu bagian bukunya akan berbicara tentang ancaman pemusnahan oleh nuklir yang akan berbicara atas kemanusiaan oleh si kaya. Bagian yang kedua dari bukunya akan berbicara tentang penderitaan hebat  yang ditanggung si miskin yang jumlahnya separuh dari  umat manusia, dibarengi oleh kekurangan makan dan kelaparan. Ia juga akan menambahkan bahwa kedua macam penyakit ini berasal dari sebuah sebab yang sama: kelebihan ilmu dan teknologi pada kasus si kaya, dan kekurangan ilmu dan teknologi pada kasus si miskin. Barangkali ia juga akan menambahkan bahwa masih berlangsungnya jenis penderitaan kedua, keterbelakangan, lebih sulit untuk dipahami, mengingat kemiskinan, penyakit, dan mati awal bagi abad mukjizat ilmiah ini (Abdus Salam, 1988).

Baik pada periode kreatif  maupun pada masa perjuangan pembebasan dari kolonialisme, umat islam telah menempatkan AlQuran pada posisi yang cukup sentral sebagai sumber petunjuk, sumber inspirasi, dan umber semangat juang,. Uniknya adalah Al Quran yang diturunkan secara berangsur pada dekade kedua, ketiga dan keempat abad ke-7 tetap dirasakan umat islam sebagai sumber petunjuk, sumber pedoman, dan sumber inspirasi yang segar dan matang. Marilah kita buktikan bahwa Al Quran akan mampu membabat peradaban yang tidak adil sebagaimana yang kita saksikan dia abad ini. Tentu saja harus dengan jihad – dalam arti yang seluas-luasnya.

Mengendalikan Arah Putaran Motor dengan Relay

Arah putaran motor DC dapat diatur dengan mengatur polaritas yang diberikan pada motor tersebut, apabila kita mengingin kan putaran yang searah jam (clock wise) ataupun berlawanan arah jarum jam  (counter clock wise) kita tinggal mengatur kutub mana yang akan mendapat tegangan positif (+) serta kutub mana yang akan mendapat tegangan negaatif(-).
gambar 1. Putaran searah jarum jam
gambar 2. Putaran berlawanan arah jarum jam

Dalam dunia kontrol pengaturan arah putaran ini sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi, misalnya dalam robotika baik pembuatan mobile robot ataupun lengan robot, pengaturan arah putaran motor ini merupakan salah hal yang terpenting, pun dalam skala industri, misalnya mengatur putaran konveyor dan lain sebagaimya.

Untuk pengendalian dengan kontroler jenis mikrokontroler kita dimudahkan dengan adanya driver motor L293 ataupun L298 dan juga keluaran dari mikrokontroler itu dapat berupa tegangan positif (High Logic) ataupun 0v (Low logic).

Namun bagaimana ketika kita ingin menggunakan kontroler jenis PLC (programable Logic Control), karena pada dasarnya keluaran PLC itu tidak dapat kita ubah polaritasnya misalnya data keluaran 1, jika kita set 0 maka data keluaran 1 ini tidak dapat dijadikan sebagai com(-) yang dihubungkan ke salah satu kutub motor. serta com pada PLC biasanya memiliki jalur tersendiri.

Untuk mengatasi masalah ini, kita dapat mempergunakan relay, silahkan baca prinsip kerja relay.  lalu buat rangkain berikut
gambar 3. Driver motor dengan relay

Dengan wiring relay yang sederhana dapat mengatur arah putaran motor yang kendali utama nya tetap kita menggunakan programable logic control (PLC).

selamat berkreasi dan mencoba...

Keyword: Aplikasi relay, driver motor, driver motor dengan relay, pengendalian motor

Runtuhnya Monarki di Timur Tengah

Akhir tahun 2010 sampai 3 Bulan awal di tahun 2011, isu mengenai krisis politik di kawasan Timur Tengah masih memanas, dipelopori oleh kejatuhan Zine al-Abidine ben Ali dari tampuk kekuasaan tertinggi di Tunisia, lalu isu ini menjadi efek domino  dimana demonstrasi-demonstrasi mulai muncul diberbagai kawasan timur tengah.

Setelah hampir satu bulan penuh rakyat Mesir melakukan demostrasi menuntut mundurnya Hosni Mubarok yang telah 30 tahun memerintah akhirnya sang presiden pun mengundurkan diri setelah sempat menolak untuk mundur, tidak seperti di Mesir dan Tunisia dimana mliter tidak begitu represif dalam melawan demonstran, di Lybia menurut catatan telah hampir 1000 orang demonstran telah terbunuh ditangan militer yang di kendalikan Khadafi walaupun data ini dibantah oleh pemerintah Lybia, sekedar catatan Khadafi telah memimpin Lybia selama 40 Tahun.

Dalam komentarnya untuk Guardian, Fawaz Gerges menyebut rangkaian gejolak yang terjadi di Tunisia, Mesir, Aljazair, dan Yaman merupakan momentum Berlin bagi dunia Arab. Inilah masa ketika tembok Berlin-tembok Berlin otoritarianisme dunia Arab akan berjatuhan. Gejolak ini masih merupakan awal dari serial musim rontok status quo kawasan Timur Tengah. Bagi profesor Politik Timur Tengah dan Hubungan Internasional di London School of Economics itu, kita segera menyaksikan munculnya era baru, tidak hanya di Mesir, tapi juga di kawasan Arab lainnya.

Runtuhnya berbagai kekuasaan yang cenderung otoriter di berbagai Negara kawasan Teluk ini dapat dikatakan sebagai era baru untuk perbaikan system politik timur tengah , Kawasan dengan jumlah muslim terbesar ini ternyata memang tidak terlalu bersatu dalam hal kerja sama, mereka cenderung bersaing dan sering bertikai, perang teluk antara Irak Iran pun masih terasa baru kemarin sore berakhir, mengutip Saad Eddin Ibrahim, sosiolog Mesir, Ia mengatakan bahwa kekuasaan di Arab dapat disebut jumlukiyyah Arabiyyah atau Republik-Monarkhis Arab. Kata jumlukiyyah merupakan perpaduan antara kata jumhuriyyah (republik) dengan mamlakiyyah (monarkhi). Berbagai peristiwa yang terjadi di Timur Tengah belakangan ini mungkin akan menjadi saksi runtuhnnya jumlikiyyah Arabiyyah atau Republik Monarki di Negara-negara Arab.

Menurut Novriantoni Kahar, salah seorang pengamat Timur Tengah, Masyarakat Arab kini berupaya mereplikasi dan mempercepat terjadinya Tunisiasi di negeri mereka sendiri. Beberapa penguasa memang sudah bertahta sekian lama dan punya rekam jejak korupsi dan kediktatoran yang cukup panjang dan membosankan. Di Mesir, Mubarak sudah menjabat sudah 30 tahun, Saleh di Yaman 32 tahun, bahkan di Libya, Khaddafi sudah 42 tahun bertahta. Lama dan besarnya kekuasaan para presiden di negeri-negeri tersebut membuat masyarakat Arab berpikir bahwa hanya menghidupkan orang mati dan menerbitkan matahari yang tak bisa mereka lakukan.

Krisis Kepemimpinan dan Pengaruhnya dalam Dunia Pendidikan

Essay ini diikutkan pada lomba Essay Enginering Fair FT Unsri, Maret 2011


Melihat Indonesia secara global tentunya akan menghasilkan kesimpulan bahwa Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi baik secara geografis maupun sumber daya alam sebagai negara dengan tingkat kemakmuran yang tinggi. Dengan letak geografis yang terpisahkan oleh berbagai pulau, rakyat indoneisa tetap memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, selain itu dengan sumber daya alam yang melimpah tidak sulit bagi indonesia untuk menjadi kiblat utama gerbong kemajuan dunia. Untuk itu dibutuhkan sosok pemersatu dalam hal ini tentunya kepimpinan nasional yang kuat untuk memperdayakan semua potensi tersebut, Sebuah kepemimpinan yang mampu meneladani dan yang terpenting mampu mengkolaborasi antara sumber daya alam yang melimpah serta sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengolah kekayaan itu. Sehingga kesejahteraan yang merata menjadi produk utama simbiosis mutualisme ini. Sumber daya manusia yang berkualitas sebagai pra syarat kemajuan dapat dicipta dengan suatu sistem pendidikan yang bermutu karena pendidikan merupakan syarat mutlak untuk melakukan kolabarasi tersebut.

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, karena dengan pendidikan yang baik tentunya akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik pula karena pendidikan akan dapat membentuk watak moral suatu bangsa dengan demikian mutlak dibutuhkan sistem pendidikan yang mampu menciptakan sumber daya manusia berkualitas yaitu manusia dengan wawasan untuk selau mencipta bukan untuk sekedar memakai, sumber daya manusia yang selalu berusaha untuk memproduksi bukan sumber daya manusai yang hanya mampu mengkonsumsi dan yang terpenting pendidikan yang menciptakan sumber daya manusia bermoral yang mampu menjadi filter untuk menyaring kemajuan pendidikan serta teknologi, yang bermanfaat secara umum dan mampu dinikmati oleh setiap lapisan mayarakat. Jadi secara tidak langsung negeri ini, harus mampu menciptakan suatu sistem pendidikan yang mampu untuk mengubah karakter dan paradigma pemikiran masyarakat indonesia. Untuk melakukan hal itu semua, tentu bukan suatu pekerjaan individu namun merupakan tugas rumah bersama yang tentunya memerlukan suatu komando kepemimpinan nasional yang kuat yang mampu mendengar setiap aspirasi dan mampu menerjemahkannya kembali ke dalam bentuk peraturan – peraturan yang pro terhadap pendidikan kerakyatan. Sesuai dengan cita-cita bangsa ini yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.

Pendidikan yang bermutu memang bukan suatu barang langka namun juga bukan berarti mudah untuk didapat atau diterapkan, kembali lagi usaha bersama yang kolektif yang dimotori oleh pemimpin yang royal terhadap dunia pendidikan adalah yang dibutuhkan negeri ini, memang seorang pemimpin bukanlah satu-satunya kambing hitam yang bertanggung jawab akan kegagalan sistem pendidikan, namun lebih daripada itu pemimpin adalah orang yang dapat menajdi trigger untuk membalikkan kegagalan menjadi suatu keberhasilan untuk itu mutlak dibutuhkan kepemimpinan nasional yang ber visi untuk mewujudkan pendidikan bermutu yang merupakan cita cita besar negeri ni. Pendidikan bermutu yang dimaksud adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi manusia sebagai mahluk kreatif dan mahluk sosial yang berwawasan global, artinya pendidikan ini kelak nantinya mampu menciptakan kemajuan material sebagai implkasi manusia sebagai mahluk kreatif dengan berbagai kreasi dan inovasinya dalam mengolah sumber daya alam secara tepat dan berguna dan kemajuan moral sebagai fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang berwawasan global yang mampu mengiringi dan mengawal kemajuan dibidang materil sehingga tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara kebablasan dan rakus. Pendidikan yang bermutu ini harus dapat menghasilkan sumber daya manusia dengan dua potensi tersebut, karena dua potensi ini adalah sintesis yang dapat mengarahkan suatu bangsa kepada kemajuan yang sebenarnya.

Krisis kepemimpinan menjadi salah satu masalah utama yang dapat mengahalangi terciptanya suatu sistem pendidikan yang bermutu itu, Karena memang, sekali lagi dibutuhkan usaha yang kolektif untuk suatu kerja yang besar ini dan kembali lagi masalah kepemimpinan akan terus menjadi sorotan utama yang akan dimintai pertanggung jawaban pertama kali atas kemerosotan ataupun kemunduran dunia pendidikan yang berefek terhentinya kemajuan teknologi yang dibangun, krisis kepemimpinan ini akan berefek domino dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam segi poitik karena tentunya berbagai kepentingan politik akan ikut berperan dan menentukan arah kebijakan yang di ambil, dengan ketidak stabilan dalam sistem politik tentunya sulit menciptakan pendidikan yang bermutu ini, dari segi ekonomi akan membuat support materil sebagai salah satu komponen penunjang dunia pendidikan yang berimbas dengan mahalnya biaya pendidikan. Disadari atau tidak pendidikan bermutu sedikit banyak memerlukan dana untuk melaksanakan berbagai program menuju pendidikan yang berkualitas itu, dari segi sosial tentunya masalah mahalnya biaya pendidikan ini akan menyebabkan peserta pendidikan akan berubah orientasinya menjadi lebih pragmatis yang tentunya bukan menjadi harapan dari tujuan pendidikan yang bermutu yang mengandung dua komponen perbaikan sumber daya manusia seperti yang disinggung di atas. Kepimpinan nasional akan tetap menjadi tumpuan utama untuk memajukan dunia pendidikan di negeri ini sehingga semestinya sekarang pemerintah baik pusat maupun daerah harus mulai lebih ekstra untuk kembali merumuskan sistem pendidikan yang ada sekarang. Menurut REPUBLIKA.CO.ID “Delapan puluh persen menyatakan karena kesulitan ekonomi baik yang tidak punya dana untuk beli pakaian seragam, buku, transport atau kesulitan ekonomi yang mengharuskan mereka harus bekerja sehingga tidak mungkin bersekolah,” tutur Wamendiknas di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional, Rabu (21/12). Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa kepimpinan naisonal belum mampu menciptakan sistem pendidikan kerakyatan yang bermutu tentunya karena masih banyak penduduk di negara ini yang tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan sebagai mana mestinta ini artinya tujuan besar pembukaan Undang – undang Dasar negara ini masih sebatas impian. Belum lagi masalah kuantitas peserta pendidikan atau masyrakat yang mampu untuk mengeyam pendidikan masalah kualitas pendidikan pun masih menjadi kendala di negeri ini, karena ternyata merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) per 22 April 2010 mencatat ada sekira 1,1 juta orang yang menjadi pengangguran baru di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan jumlah anak yang tamat sekolah (perguruan tinggi) namun belum bisa diterima bekerja. Ini artinya belum lagi kita mencoba memperbaiki kuantitas peserta pendidikan kualitas pendidikan pun menjadi maslah pelik dalam system pendidikan negeri ini. Pendidikan bermutu yang menjadi inti dari gagasan tulisan ini berupa pendidikan yang mampu mengedepankan output dari hasil pendidikan berupa sumber daya manusia yang kreatif dan bermoral sehingga dalam pelaksanaan pendidikan tidak lagi kita temukan kecurangan dalam usaha kelulusan siswa, kekerasan dalam proses belajar mengajar yang disadari atau tidak akan membentuk karakter peserta didik tersebut, dimana peserta didik ini nantinya akan menjadi pemimpin – pemimpin di negeri ini. Indonesia tentunya memerlukan suatu bentuk kepemimpinan nasional yang kuat untuk mengatasi masalah ini semua. Perbaikan system pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi merupakan kerja besar yang harus segera dikerjakan kiranya Indonesia mampu menjadi lebih baik.

Sekali lagi perbaikan sistem pendidikan nasional sudah menjadi suatu keharusan yang tidak dapat kita tawar – tawar lagi yang tentunya harus dikomandoi oleh pemimpin bangsa yang mau memimpin secara bijak, yang mampu memberi teladan bukan sekedar himbauan karena memang kemajuan dunia pendidikan dalam perspektif kemajuan materil akan berimbas kepada kemajuan teknologi dan kemajuan teknologi ini kalau tidak dibarengi dengan kemajuan moral akan membawa kepada kemunduran namun lebih dari itu ketidakberhasilan dalam menciptakan seistem pendidikan yang bermutu dengan output berupa kemajuan materil atau sumber daya manusia yang kreatif dan kemajuan moral atau sumber daya manusia yang berwawasan global akan membawa akibat yang lebih memprihatinkan lagi. Akhirnya, krisis kepemimpinan ini jangan sampai menjadi masalah yang berlarut larut sehingga perkembangan dunia pendidikan tidak mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya pengembangan teknologi yang bertujuan untuk kesejahteraan sosial.

Mutiara dari Pondok Madani

Akan tiba masa ketika kalian dihadang badai hidup. Bisa badai diluar diri kalian, bisa badai didalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan Sabar, jangan lari. Badai pasti berlalu.

Badai paling dahsyat dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaa  diri, dan tujuan hdup. Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar, kaian akan menjinakkan dunia akhirat.

Bila badai datang. Hadapi dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi.

Man shabara Zhafira

Terinspirasi dari novel Ranah 3 Warna

Peradaban Tanpa Cinta

Empat Belas abad yang lalu, seorang budak hitam dari Ethiopia mampu bertahan ketika disiksa dibawah terik padang pasir gersang dan panas dapat dikatakan bahwa alasannya bertahan karena cinta kepada Tuhan-nya, Budak itu bernama Bilal bin Rhabbah yang tetap mempertahankan kata ahad ketika dipaksa untuk meninggalkan keyakinannya. Pun dengan Umar Bin Khatab yang rela berkeliling ke stiap pelosok negerinya guna memastikan rakyatnya tidur dalam kondisi yang tiada kekurangan itupun karena cinta (Umar ketika itu menjabat sebagai kepala negara), lalu apa jadinya jika Dunia ini tanpa cinta, sedikit mengutip Rumi “ Jika Tiada Cinta, Dunia akan membeku”(1).


Cinta adalah akar dari segala kebaikan dan keutamaan hidup manusia, namun di zaman yang serba materalistis ini masih kah dapat menemukan cinta yang tulus ikhlas, tentu masih ada, tapi timbul lagi pertanyaan, Dimana?. Melihat kebiasaan manusia zaman ini yang semakin egois dan mementingkan diri sendiri, sulit rasanya mengatakan bahwa cinta masih bijak lestari berkembang diseantero negeri.


Bukankah cinta tu kekuatan yang dapat membuat manusia mampu melakukan hal-hal yang dapat dikatakan luar biasa,contoh dalam paragraf pertama diatas merupakan suatu bentuk real kekuatan cinta itu sendiri, namun di zaman ini manusia sering kali mengecilkan makna cinta, cinta mengalami beribu-ribu penyempitan makna. Cinta yang mulanya besar yang mempersatukan dunia, kini menyempit menjadi cinta yang hanya mencintai negara sendiri dengan berasaskan nasionalisme, kemudian megerucut kembali menjaid cinta yang hanya mementingkan daerah sendiri dalam bingkai cinta tanah air, lalu mengecil kembali menjadi cinta yang hanya mementingkan golongan lalu sampailah cinta ke “titik beku”  ke "titik nadir" peradaban sehingga menjadi buih -buih sejarah peradaban.


cinta adalah kekuatan
yang mampu
mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah malang jadi untung,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah setan jadi nabi,
mengubah iblis jadi malaikat,
mengubah sakit jadi sehat,
mengubah kikir jadi dermawan
mengubah kandang jadi taman
mengubah penjara jadi istana
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah
itulah cinta!(2)




Akhirnya, akankah dunia yang akan datang dapat menciptakan sebuah tatanan peradaban yang baru yang tambil dengan eksen yang ramah dan toleran? Sulit memang menjawab pertanyaan ini, namun sikap optimis dalam berusaha dan berjuang menjadi tugas bersama yang akan membutuhkan tenaga yang besar dalam perjuangan menuju peradaban baru yang dihiasi dengan cinta disetiap lini kehidupan yang akan menngantikan Peradaban Tanpa Cinta ini.


Butuh Energi yang besar untuk suatu kerja besar, dan butuh jiwa besar dalam mewjudkan kerja besar dan kebesaran hanya dapat diperoleh dengan mendekatkan diri kepada yang maha besar. Orang yang tidak mempunyai apa-apa tidak akan dapat memberikan apa-apa. Karena antara hati dan hati Allah lah yang menjadi pembatasnya. Dan Hati hanya bisa disentuh dengan hati yang lurus. (3)




(1)  Syafii Maarif , Peta Bumi Intetektualisme Islam, Bandung, Mizan, 1993, hlm 17.

(2)  Puisi Jalaluddin Rumi, Matsnawi.

(3)  Salim Qalbu.


Muahmmad Aldrin Julianto

3 Maret 2011

Prinsip Kerja Relay

Relay merupakan komponen otomasi tradisional untuk kondisi sekang ini, namun bukan berarti tidak layak untuk dipelajari lagi. Komponen utama yang terdapat pada relay  ialah kumparan dimana kedua ujung kumparan ini jika diberi tegangan maka akan menciptakan sebuah medan magnet, medan magnet ini lah yang akan menggerakkan kontak , kontak ini biasanya dihubungkan dengan beban yang akan dikendalikan.



gambar skematik relay

Dari gambar diatas terlihat dibagian kiri yang berwarna hijau merupakan koil, dan disisi kiri merupakan kontak, koil pada relay bekerja sesuai dengan spesifikasi masing - masing, ada yang bekerja pada level tegangan DC ada pula yang bekerja pada level tegangan AC.


Kontak pada relay pun seragam ada yang hanya memilki sepasang kontak NO (Normally Open) / NC (Normally Close) ada juga yang memiliki dua pasang NO / NC. Salah satu kekurangan relay menurut saya ialah disisi kontak nya dimana jika kita hanya memiliki satu pasang kontak NO/ NC namun yang dapat kita gunakan hanya NO saja atau NO saja (lihat gambar).


Untuk menutup tulisan ini, yang perlu ditekankan sekalipun sekarang sudah sangat banyak ditemukan berbagai macam pengendali modern yang lebih sederhana dalam hal wiring namun memilki kemampuan yang luar biasa yang mampu di program dan diprogram ulang, yang talah memiliki CPU, I/O serta memory seperti programmable Logic Controller (PLC) ataupun mikrokontroler namun relay dapat djadikan sebagai solusi alternatif untuk melakukan proses pengendalian dalam level yang middle problem dan kalau dalam pertimbangan ekonomis maka relay dapat menjadi solusi tepat.



gambar Relay 


semoga bermanfaat..

Puisi (Cahaya Bulan)


akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa
pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui
apakah kau masih sambut dahulu memintaku minum susu
sambil membenarkan letak leher kemejaku

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
lembah bandalawangi
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan" yg menjadi suram
meresapi belaian angin yg menjadi dingin

apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudepak, kau dekaplah lebih mesra
lebih dekat

apakau kau masih akan berkata
kudengar dekap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta 
sumber:http://liriklaguindonesia.net