Tampilkan postingan dengan label Essai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Essai. Tampilkan semua postingan

Plural Is Me

Tugas utama manusia adalah menjadi manusia
(Multatuli)

Akal merupakan suatu yang amat teristimewa yang dimiliki oleh manusia yang membedakannya dari mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengan akal manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dapat dikatakan baik sesuatu itu ketika bernilai manfaat tanpa menimbulkan mudhorat dari sisi lainnya.

Dalam Al Quran banyak sekali terdapat sindiran - sindiran kepada manusia untuk menggunakan akalnya, " Dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam, banyak terdapat tanda - tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang berfikir", dan banyak lagi kata sejenisnya seperti apakah kamu tidak mengambil pelajaran, bagi orang yang berakal".

Akal membuat manusia dapat memberikan pandangan - pandangannya (interpretasi) terhadap suatu permasalahn, tentunya interpretasi dari setiap orang itu bersikap sujektif, dimana bisa jadi benar menurut dirinya namun belum tentu benar bagi orang lain atau sebaliknya. Namun perbedaan inilah yang membuat kita, manusia selalu belajar dan berupaya untuk memperbaiki diri, fastabiqul khoirot. Bukan untuk menjadi yang paling benar dengan menyalahkan orang lain tetapi sama - sama untuk selalu mengusahakan kebenaran.

Contoh konkret dari perbedaan yang sama - sama mengusahakan kebenaran adalah berbedanya Imam Maliki, hanafi, Syafii dan hambali (Imam mazhab) dalam memproduksi hukum Fiqh, Ke empat dari mereka merujuk pada sumber yang sama, Al Quran dan Sunnah namun menghasilkan produk hukum yang berbeda. Tidak lantas mereka saling salah menyalahkan, namun saling mengapresiasi kebenaran terhadap perbedaan masing-masing.

Dalam konteks di Indonesia, perbedaan ini meruncing dan antar kelompok yang berbeda berusaha untuk saling meniadakan satu sama lainnya, ada setidaknya kelompok fundamentalis yang terwakili oleh Front pembela slam (FPI), Majelis Mujahidin dan lain lain dan kelompok Liberal dari jaringan islam Liberal (JIL). Antar mereka saling meneriakkan indonesia Tanpa FPI dan juga Indonesia Tanpa JIL.

Seharusnya kita dapat menyikapi perbedaan dengan lebih bijak seraya berupaya mengambil kebaikan / hikmah yang ada. Quran secara jelas menegaskan "Manusia itu diciptakan berbeda - beda, beda suku, beda bangsa, beda bahasa agar saling kenal mengenal dan bekerja sama" dalam pasal lain Quran juga menegaskan bahwa "Kalau lah Allah ingin menciptakan kamu menjadi satu umat, maka itu mudah bagiNya"
Teman, pelangi justru indah karena ia terdiri banyak warna. Dan "Sebagaimana kita tidak ingin dianggap salah oleh kebenaran dalam perspektif orang lain, maka orang lain pun tidak ingin dianggap salah oleh kebenaran dalam perspektif kita."
Marhaban ya Ramadhan


Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

       Dalam era komunikasi sekarang ini, dimana jarak bukan lagi sesuatu yang menjadi permasalahan dalam bertukar informasi, maka pertuakaran pendapat/informasi terjadi antar daerah, lintas kota, antar negara bahkan lintas benua. Dari proses tersebut maka akulturasi (penyesuaian/penggabungan) budaya merupakan keniscayaan, proses akulturasi tersebut mengharuskan kita, untuk menyeleksi mana budaya atau kebiasaan yang memang patut dicontoh atau budaya yang harus dihindari, dan dari dua sikap hitam putih itu  ada sikap tengah yang harus kita miliki, yaitu toleransi atau saling menghargai.

       Salah satu akulturasi budaya yang masih dalam perdebatan, yaitu hari Valentine's Day a.k.a hari valentine yang sampai saat ini masih menuai sikap pro dan kontra di Indonesia. Indonesia yang majemuk dan plural dalam keyakinan mempunyai banyak pendapat menyikapi hari ini, dari kelompok yang mengharamkan, membolehkan, atau juga netral (cuek/acuh). Beragam pendaapat seperti ini saya pikir baik jika disikapi dengan sikap dewasa, namun dapat menjadi ancaman perpecahan jika dibumbui oleh provokasi dan saling menyalahkan.

       Pertama, kelompok yang mengharamkan, ini berasal dari pemahaman keagamaan, dalam hal ini islam, dan saya kira wajar karena hampir 90 % penduduk indonesia beragama islam, namun bukan berarti seluruh muslim indonesia mengharamkan valentine, tapi ada kelompok / perorangan yang mengharamkannya. Pelarangan ini berkaitan dengan pelarangan mengikuti perayaan agama lain, dan kelompok yang pertama ini berpijak dari sejarah hari valentine, berikut saya petikkan sejarahny a(menurut kelompok ini):

      Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
     Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
    Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

      Terlepas dari keabsahan/kebenaran sejarahnya, menurut kelompok ini hari valentine merupakan ritus keagamaan lain yang jika kita mengikutinya, maka kita termasuk kelompok mereka, dan itu diharamkan. dan biasanya kelompok ini menyebarkan pemhamannya melalui website, blog, sosial media seperti facebook, twitter, dll.

      Keuda, Kelompok yang merayakan, kelompok ini sebagian berdomisili di kota - kota besar dan sebagian juga di daerah, biasanya merayakan hari valentine dengan gegap gempita mulai dari sekedar bertukar kado dengan sesama teman, dengan pasangan bahkan dengan mengadakan pesta - pesta /perayaan khusus untuk merayakan hari valentine,untuk masalah keyakinan / pondasi kelompok ini dalam merayakaannya biasnya tidak mempunyai pijakan khusus, hanya sekedar mengikuti trend.
        Lalu dari dua kelompok  diatas, apa sikap terbaik kita baik sebagai umat beragama dan manusia di era pertukaraan informasi dan penduduk lintas budaya. saya pikir ada satu nilai dasar yang harus dihormati bersama sebagai sesama manusia yang kebebasannya memang di berikan oleh Tuhan ( ada kaidah La Ikraha Fid Din | Tidak ada paksaan dalam agama(berkeyakinan) ),  yaitu sikap toleransi atau saling menghormati. Bagi mereka yang mengharamkan, coba lebih bersikap open minded karena memang tidak ada orang yang mewajibkan ataupun mensunnahkan, kalaupun sejarah hari valentine yang dikemukakan benar apakah orang yang merayakannya diniatkan untuk ibadah, tidak bukan. Lalu bagi kelompok yang merayakannya, janganlah perayaannya diisi dengan kegiatan pemborosan, atau kegiatan negatif (narkoba, minuman keras, free sex ) yang memang jelas - jelas salah dari segi etika dan norma apalagi agama..

     Terakhir, pesan saya khusus kepada sesama muslim, marilah kita selalu memberikan tempat terhormat untuk perbedaan dan saling menghormati akan hal  itu. Kalau ada teman/saudara/kerabat kita yang merayakan dengan hanya sekedar bertukar kado (saya pikir ini hal positif) maka minimal terima saja sebagai pemberian tulus dari sahabat/saudara kita tanpa harus dibumbui dengan kecurigaan tentang hari valentine, Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86). Yang terlarang bukan lah harinya tapi mengisi hari tersebut dengan kegiatan yang jelas-jelas dilarang dan salah baik dari sisi etika, norma dan agama

Wallahualam

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

Valentine's Day (Dalam Diskusi)??? | Hari Valentine

Peradaban Islam dalam perspektif Muhammad Natsir

"Islam is much more than system of theology, it is a complete civilisation"
(H.A.R Gibb, Whither Islam)

      Dalam essay panjangnya Muhammad natsir, Intelektual Muslim diawal abad ke-20 mengawali tulisannya dengan mengutip Prof. H.A.R gibb seorang orieantlis Islam dan penulis buku Whither Islam "Islam is much more than system of theology, it is a complete civilisation", pendapat yang tentunya bukan keluar dari seorang fanatik namun keluar profesor terkemuka yang telah lama meneliti islam dan tinjauan sejarahnya.

      Islam dalam pandangan Natsir dari awal perkembangannya dari nabi Adam hingga mencapai puncaknya di era nabi Muhammad merupakan agama yang membebaskan manusia dari belenggu kebodohan, feodalisme, kesukuan dan menempatkan manusia sebagaimana manusia sesungguhya, manusia yang merdeka. Pada perkembangannya, di jazirah Arab ketika masyarakat pada saat itu terbagi menjadi berbagai kabilah / kelompok yang terpecah belah dengan hak dan kewajiban yang berbeda, maka islam menawarkan persatuan dalam kerja sama dan persamaan hak bagi setiap orang.

      Di abad pertengahan, peradaban islam merupakan mercusuar peradaban, cahaya bagi ilmu pengetahuan, ketika peradaban di bumi lain masih percaya  terhadap mistikisme dan takhayul maka sarjana - sarjana islam  mengembangkan filsafat dasar pengetahuan. Ketika orang -orang eropa menganggap benda - benda langit sebagai pertanda nasib baik dan buruk maka kaum terpelajar islam sedang meneliti dan mempelajari ilmu astronomi.

     Di abad itu pula di masa pemerintahan khalifah Al mansyur, Khalifah kedua dari dinasti Abbasiyah ia memanggil setiap ahli dari berbagai macam tempat, tidak perduli ras maupun agamanya untuk dijadikan peneliti di kerajaan dengan bayaran, perlakuan dan penghargaan yang tinggi, ada nama-nama seperti maubatch, ahli astronomi beragama majusi, georgy bachtisju, seorang dokter nasrani, kesemuanya menjadi garda terdepan dari peneliti-peneliti yang dimiliki oleh kerajaan.

     Selain dibidang science, peradaban dan kebudayaan islam juga berkembang di bidang filsafat, karya - karya filosof klasik Yunani dan Romawi seperti, Aristoteles, plato, Euclydes, Plotemeus diterjemahkan dan didiskusikan untuk direkontruksi dan dikembangkan. Dizaman ini akal ditempatkan sebagaimana mestinya, dizaman ketika eropa menghukum mati Copernicus dan Galileo karena rasionalitas mereka dalam berfikir. Di masa ketika agama lain melarang pengikutnya untuk membaca dan mempelajari kitab ataupun karya dari agama berbeda, maka islam pada abad keemasan ini memerintahkan untuk menerjemahkan setiap kitab suci dari agama manapun dan karya intelektual dari siapaun pun untuk menjadi bahan diskusi dan perbincangan oleh semua ahli akal.

     Dari peradaban gilang gemilang itu kita masih mengenal nama - nama yang karyanya masih juga dipelajari di universitas - universitas eropa pada zaman ini, seperti Al Kindi, Ibnu Kholdun, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Ibnu batutah, dan IBnu Rusyd, serta berbagai nama lainnya. nama - nama yang mengilhami Ressainse di eropa.

   Muhammad Natsir merumuskan mengapa islam pernah mengalami masa yang begitu beradab dan berbudaya, dan kenapa pula islam pada masa ini belum mampu merangkak bangkit untuk mencahayai peradaban dunia lagi

     Pertama, Agama Islam menghormati dan menjunjung tinggi akal manusia dan mendudukkan akal itu pada tempat yang terhormat serta memerintahkan kepada setiap manusia untuk mempergunakan akal itu untuk meneliti keadaan alam semesta. Kedua, Islam mewajibkan pemeluknya, baik laki - laki maupun perempuan,untuk menuntut ilmu.Hadist nabi: "Tuntutlah ilmu dari awal kehidupan hingga berakhirnya kehidupan". ketiga, Islam melarang bertaklid-buta, menerima sesuatu sebelum diperiksa dan diteliti, walaupun datangnya dari kalangan sebangsa dan seagama. Keempat, Agama Islam menyuruh memeriksa/meneliti dan menerima kebenaran, walaupun datangnya dari kaum yang berlainan bangsa dan kepercayaan(agama). Kelima, Agama Islam menggemarkan dan mengerahkan pemeluknya pergi meninggalkan kampung halaman berkunjung kenegeri lain, menjalin silaturrahim dengan bangsa dan golongan lain, saling bertukar rasa dan pemandangan. "Wajib atas tiap-tiap Muslim yang mampu, untuk pergi sekurangnya sekali seumur hidupnya mengerjakan haji". Karena Pada saat itu terdapatlah pertemuan yang akrab antara segenap bangsa dan golongan diatas dunia ini. Keadaan yang menimbulkan perhubungan persaudaraan dan perhubungan kebudayaan (akulturasi) yang sangat penting artinya untuk kemajuan tiap-tiap bangsa.

Langkah Konkret Penghematan Energi *


Menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia akan dapat menempatkan salah satu negera anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) ini sebagai pengimpor sumber minyak adalah suatu kemunduran yang teramat sangat yang diikuti dengan kelangkaan bahan bakar minyak di berbagai daerah belum lagi wacana yang dilontarkan pemerintah mengenai kenaikan tarif dasar listrik sebagai suatu wacana ancaman bagi masyarakat yang tidak menghemat energi. Ini membuktikan bahwa seruan pemerintah tentang penghematan energi belum menjadi budaya pada masyarakat Indonesia.
Hemat energi seharusnya sudah mulai dibudayakan dengan serius baik oleh pemerintah maupun masyarakat, pada energi listrik misalnya untuk negara yang beriklim tropis ini Indonesia dianggap terlalu boros dalam penggunaanya, tercatat konsumsi listrik Indonesia pada tahun 2010 591 kilowatt Hour (KWh) per tahun (1), Untuk Negara beriklim tropis sebenarnya penghematan energi bukanlah masalah yang terlalu sulit, sinar matahari yang hampir sepanjang tahun menyinari bumi Indonesia ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan penerangan disetiap pembangunan setiap gedung dan rumah sehingga disiang hari sistem penerangan bukan lagi berbasiskan energi lsitrik melainkan dari sistem penerangan berbasiskan sinar matahari, selain itu pemerintah juga perlu menggalakkan pemakaian teknologi – teknologi terbaru yang lebih hemat energi, semisal pemakaian lampu, sekarang telah hadir teknologi lampu berbasiskan LED (Led Emiting Dioda) yang berbahan semikonduktor yang terbukti secara ilmiah lebih hemat energi ketimbang lampu bohlam CFl biasa, daya 5 Watt pada lampu led dapar sebandinga dengan daya 45 Watt pada lampu bohlam CFL biasa (2),   peralihan ini mungkin memakamn biaya yang cukup besar diawal karena lampu LED memang masih cukup mahal tetapi kalau melihat efek jangka panjang maka itu akan lebih menguntungkan bagi penghematan energi di Indonesia.
Selain masalah pemakaian listrik, pemakaian energi berbahan bakar minyak pun tidak kalah memprihatinkan dari pemakain energi listrik, sebagai negara anggota OPEC, Indonesia terancam menjadi negeri pengimpor minyak, sebuah ironi mengingat negara anggota organisasi penghasil minyak menjadi pengimpor minyak. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi bila pemerintah dan masyarakat secara serius memperhatikan masalah ini, kalau dilihat pemakaian energi berbahan bakar minyak terbesar adalah di bidang transportasi betapa tidak jumlah dari kendaraan yang beroperasi aktif di Indonesia baik kendaraan roda empat atau roda dua sudah terlampau melebihi kuota, sejatinya regulasi atau peraturan pemerintah mengenai pembatasan jumlah pengguna kendaraan pribadi tidak bisa tidak harus dikeluarkan, itupun akan menuai protes jika pemerintah tidak serius untuk membenahi sistem transportasi umum yang ada, jadi dapat di tarik kesimpulan dengan pembenahan sistem pelayanan dan keamanan pada sistem transportasi umum yang ada dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, ini secara tidak langsung akan menyebabkan penghematan di bidang sumber energi berbahan bakar minyak ini.
Ketika permasalahan tentang penghematan energi berbahan bakar minyak dan listrik dapat teratasi satu hal pula yang perlu dikembangkan yaitu pembangunan yang berwawasan  teknologi hijau (Green Technology), artinya pembangunan – pembangunan di Indonesia harus mengacu kepada usaha – usaha penghematan energi yang telah dicanangkan bersama. Kita dapat mengacu kepada pembangunan yang telah diterapkan di Inggris misalnya salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan teknik perancangan penghematan energi baik pasif maupun aktif secara simultan dan sangat berhasil dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah bangunan paviliun Inggris (British pavillion). Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan iklim setempat, yaitu temperatur udara musim panas saat Expo dilangsungkan dapat mencapai 45 derajat Celsius, serta meminimalkan penggunaan energi yang mengemisi karbondioksida.
Beberapa strategi rancangan yang digunakan mengantisipasi kondisi udara ini adalah pertama, menggunakan tabir air pada dinding timur yang berfungsi sebagai filter radiasi matahari pagi untuk pendingin bangunan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami pagi hari. Tabir air dijatuhkan dari dinding bagian atas bangunan mengalir di seluruh dinding kaca sepanjang 65 meter ke kolam di dasar bangunan.
Aliran air sebagai tabir dinding kaca berfungsi untuk pendinginan permukaan kaca itu sendiri serta menurunkan temperatur lingkungan di sekitar bangunan secara evaporatif. Humidity udara pada kawasan ini relatif rendah, sekitar 50-70 persen.
Dinding kaca terbuat dari bahan yang 20 persennya merupakan komponen keramik dan berfungsi mengurangi panas matahari tanpa mengorbankan cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding timur ini mampu menurunkan temperatur udara di dalamnya hingga 10 derajat Celsius (3).
Pembangunan berwawasan teknologi yang ramah lingkungan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk memulai kehidupan yang lebih dapat menghemat lingkungan, salah satu pilar dari kegiatan energi ini adalah masyarakat karena masyarakatlah sebagai subjek utama dalam hal ini, dibutuhkan gerakan – gerakan social yang akan membidani usaha ini, gerakan – gerakan seperti satu rumah satu pohon, gerekan pencinta sepeda seperti bike to work, gerakan menggalakkan jalan kaki merupakan gerakan yang telah ada dan memiliki peran vital dalam usaha yang mulia ini. Gerakan semacam ini harusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah untuk memberi ruang gerak yang lebih agar dapat mensosialisasikan agenda –agendanya secara maksimal.
Dalam usaha penghematan energi ini ada setidaknya beberapa hal yang perlu kita perhatikan bersama, yaitu pertam peran aktif dan kerja sama antara pemerintah sebagai pembuat regulasi atau aturan dengan masyarakat sebagai subjek utama perlu ditingkatkan. Kedua, diperlukannya kembali usaha peremajaan dibidang teknologi –teknologi yang semakin berkembang untuk ditinjau dari segi ekonomis yang jangka panjang dan pencerdasan kepada masyarakat akan hal itu. Ketiga, diperlukan regulasi / aturan tegas pemerintah dalam hal – hal yang permasalahnya telah mendesak, pembatasannya jumlah pengguna kendaraan pribadi misalnya, yang diikuti dengan perbaikan tranportasi umum yang ada. Ketiga, pembangunan yang berorientasi ramah lingkungan perlu menjadi standar pembangunan yang ada di Indonesia sebagai usaha serius bersama dalam upaya perbaikkan dan penghematan sumer daya alam. Dan keempat, sosialisasi pencerdasan terhadap masyarakat dengan menggandeng berbagai komunitas sosial perlu digalakkan guna mengubah pola piker masyarakat agar dapat bersama – sama menyukseskan program penghematan energi yang telah dicanangkan.
Daftar Pustaka
(1) Jawa Pos.2011. Konsumsi Listrik di Indonesia, Usulkan Tarif Listrik yang Progresif, http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=94125. Diakses tanggal 29 Juni 2011
(3)Redaksi Info Bangunan.-..Bangunan Hemat Energi. http://www.jurnalinsinyurmesin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65. Diakses tanggal 29 Juni 2011

 *Diikutkan dalam Lomba Essay BEM Unsri Se Sumatra Selatan

Isra' Mi'raj dan Relativitas Waktu

Bismillah
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu"

Relativitas waktu pertama kali dikemukan oleh Albert Einstein di awal abad ke 20, "Ruang dan waktu merupakan bentuk intuisi, yang tidak bisa dipisahkan dari kesadaran, lebih daripada itu, ia seperti konsep warna, bentuk, ukuran." dan menurut teori relativitas umum, " waktu tidak mempunyai keberadaan yang bebas terpisah dari tatanan peristiwa yang dengannya kita mengukurnya".

Dalam teorinya itu, Einstein menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang mutlak dalam kehidupan ini. Segala sesuatu relatif dalam gerak dan kedudukannya. Sebuah bola yang bulat, suatu saat akan dapat berubah pipih. Begitu pun penggaris yang panjang, pada saat yang berbeda dapat mengerut, pendek. Sebuah benda yang berbobot ringan di satu saat, dapat menjadi berat atau tidak berbobot sama sekali di saat-saat lainnya. Jarum jam yang bergerak cepat mengukur waktu, ada kalanya menjadi lambat bahkan pada satu titik masa, berhenti sama sekali. Juga jantung yang berdenyut menandai usia, dapat mengalami kelambatan hingga usia pun berjalan lebih lambat dari yang semestinya.

relativitas waktu dan isra' mi'raj

Lalu apa hubungannya dengan peristiwa Isra' dan Miraj dengan paparan pembuka diatas, seperti yang kita ketahui Isr'a' merupakan suatu perjalanan dari Masjid Al Haram ( Mekkah ) menuju ke masjid Al Aqsho ( Palestina ) lalu Mi'raj menuju Arsy dan dalam perjalanan menuju arsy tersebut, Muhammad dilihatkan peristiwa masa lalu, yaitu masyarakat - masyarakat terdahulu serta peristiwa masa depan yaitu kehidupan akhirat (surga dan neraka) dan uniknya dalam penuturan rasulullah yang diabadikan dalam Al Quran bahwa peristiwa tersebut terjadi dalam satu malam.

Suatu yang sangat - sangat tidak rasional pada zamannya, sehingga banyak orang yang beriman yang mengalami keraguan, dan orang - orang yang tidak beriman semakin bertambah ketidakpercayaannya, hanya orang - orang seperti Abu Bakar saja yang memiliki kadar keimanan luar biasa berani berteriak bahwa ia percaya. Dalam perjalan sejarah peristiwa Isra' dan Mi'raj dipahami secara dogmatis (Naqliyah) atau secara gaib ( metafisika)  padahal menurut pengakuan Nabi sendiri bahwa ia mengalami perjalanan jasadiyah bukan perjalan rohani, ia mengaku mengendarai sesuatu yang kecepatannya sangat luar biasa cepatnya, sehingga pemahaman dogmatis terdahulu harus mulai dibuktikan secara aqli (akal) sehingga lebih rasional.

Setelah periastiwa Renesains di Eropa yang mengalahkan abad kekuasaan agama (gereja), ilmu pengetahuan tampil dimuka dengan digdaya tanpa terbendung, sesuatu yang tidak masuk dinalar dan akal dianggap salah, ilmu pengetahuan tidak mengenal dimensi iman ketika itu, Soelah ketika saat ini dimulai masa dimana ilmu pengetahuan dan agama mulai hidup secara berlawanan.

Tapi disini lah bukti dari mukjizat para nabi, peristiwa - peristiwa yang tergambarkan dalam kitab suci dapat diteliti dan dapat dipandang ilmiah semisal peristiwa terbelahnya laut merah oleh tongkat Musa, dBanjir Nab Nuh dan peristiwa Isra Mi'raj, khusus yang peristiwa yangterakhir ketika kita memahami ke "relativitasannya" ruang dan waktu seperti yang dikemukakan oleh Einstein maka kita dapat melihat keilmiahan dalam peristiwa tersebut.

"Seorang yang berjalan dengan kecepatan cahaya maka ruang dan waktu bukan lagi hal yang absolut tetapi relatif" itu yang diungkapkan Einstein dan menurut saya itulah peristiwa Isra' dan Mi'raj. Nabi mengendarai sesuatu yang melebihi kecepatan cahaya " v > c" maka sesuai dengan rumus relativitas Einstein maka waktu dan ruang yang dialami seseorang yang berjalan dengan kecepatan melebihi cahaya seperti itu akan sangat relatif

"Maha suci Allah yang telah memperjalankan Hambanya pada suatu malam dari masjil Al Haram menuju Masjid Al Aqsho yang diseklilingnya telah kami berkahi" (Isra':2)

"Sungguh dalam penciptaan langit dan Bumi, pergantian siang dan Malam dan segala peristiwa alam lainnya, terdapat tanda - tanda kebesaran Tuhan, bagi orang yang berfikir"

Daftra Referensi:
Allah is known Through Reason
letslightenupyourworld.blogspot.com

Menjadi yang Sedikit | Sebuah catatan

Selalu ada banyak cerita di setiap perjalan waktu, entah kisah yang memang kita harapkan ataupun kisah yang bahkan tidak pernah kita lintaskan dalam alam sadar ataupun alam bawah sadar kita. "Menjadi yang sedikit" merupakan gambaran dari salah satu refleksi kehidupan diri saya terhadap serial kehidupan yang diantarkan oleh mahluk ajaib bernama "waktu". Sedikit merupakan padanan kata dari kata tidak banyak atau lawan abadi dari kata banyak entah kita lebih suka menjadi bagian dari yang banyak atau menjadi bagian dari yang sedikit.

Sedikit itu kata keterangan yang bermakna kurang, minus tapi bukan berarti selalau salah bahkan terkadang sedikit itu menjadi sebuah kebenaran. Di negeri ini menjadi "sedikit" ber efek dualisme pertama menjadi sedikit di negeri ini adalah sebuah kehormatan karena dengan menjadi sedikit kita menjadi bagian dari sedikit orang yang bertindak jujur, sedikit orang yang tunduk kepada peraturan, sedikit orang yang peduli alam, sedikit orang yang peduli sesama, sedikit orang yang mempunyai integritas. Menjadi banyak di negeri ini sama saja menjadi bagian dari pelaku kecurangan, pelaku contek masal, pelaku pelanggar peraturan, dan banyak lagi .

Dualisme dari efek sedikit ini ialah menjadi sedikit itu berarti harus siap menjadi tidak populer, menjadi pelanggar kebiasaan, menjadi cemoohan masal, menjadi anti gotong royong. begitu kira - kira efek kedua dengan menjadi sedikit. 

saya teringat dengan kisah seorang yang menjadi asing dan terasingkan karena memang sedikit orang yang mengkajinya.

"Dalam suatu perjalanan umrah ke kota mekkah seorang pemuda kaya berhenti sejenak untuk istirahat didekat sebuah kebun rindang, ketika beristirahat dan tidur pulas maka onta yang dikendarainya terlepas dan masuk ke kebun tersebut dan memakan tanaman - tanaman yang ada didalam kebun. Pemilik kebun tersebut seorang kakek , dan mencoba mengehntikannya karena tidak bisa maka kakek tersebut membunuh onta tersebut. 
Ketika terbangun, pemuda ini dikejutkan dengan mendapati bahwa onta miliknya sudah tak bernyawa, lalu kakek tadi menjelaskan perihal kejadian yang sebenarnya, mendengar penjelasan kakek tersebut pemuda ini marah dan memukul kakek pemilik kebun sehingga meninggal dunia, ketika hendak kabur ia ditangkap anak dari kakek yang terbunuh tadi, lalu dilaporkan kepada khalifah.

Singkat cerita, pemuda ini dihukum mati, pemuda ini meminta diberi waktu dua hari untuk pulang ke kampungnya guna menyelesaikan segala hutang piutang dirinya, tetapi khalifah tidak dapat memberi izin kecuali ada orang yang menjadi jaminan kalau - kalau pemuda ini tidak kembali, karena ia merupakan seorang pendatang ia tidak mempunyai kerabat yang dapat menjadi jaminan , lalu tiba - tiba berteriak seorang yang hadir disana dengan bersedia menjadi jaminan dari pemuda tersebut, Abu Dzar namanya.

Sesampai dihari pelaksanaan hukuman, pemuda ini tak kunjung datang dan tepat beberapa menit pelaksanaan hukuman, pemuda ini datang dan semua orang memandang heran, "kenapa engkau hadir?padahal engkau dapat lari dari hukuman ini?" tanya khalifah, pemuda tersebut menjawab "aku datang untuk menepati janji, agar jangan sampai ada orang berkata bahwa tidak ada lagi orang yang menepati janji dan agar orang tidak mengatakan tidak ada lagi lelaki sejati yang berani mempertanggungjawabkan perbuatannya"

lalu khalifah bertanya kepada Abu dzar yang rela memberikan nyawanya sebagai jaminan untuk seorang yang tidak dikenalnya, ia menjawab "Aku lakukan ini agar orang - orang tidak mengatakan bahwa tidak ada lagi lelaki jantan yang bersedia berkorban untuk sesama manusia ciptaan tuhan"

Mendengar dua statement tersebut, anak dari kakek yang melapor tadi berkata "wahai khalfah saya telah memaafkan pemuda ini dan tidak meminta apapun darinya, tidak ada yang lebih utama dari memberi maaf dikala mampu, saya lakukan ini agar orang tidak lagi berkata bahwa tidak ada lagi orang berjiwa besar, yang mau maaf memaafkan"
(cerita ini diambil dari Buku "ketika cinta berbuah surga" karya habiburrahman el shirazy)

Menjadi Berbeda, Menjadi Sedikit

Kembali ke judul tulisan ini, menjadi yang sedikit tidak selalu menghinakan, anda pernah melihat sekelompok bebek, saya yakin anda sering melihatnya, namun pernahkan anda melihat sekawanan elang terbang, hampir pasti anda menjawab tidak pernah, karena mental elang tidaklah sama dengan mental bebek, ia memiliki integritas, kemampuan untuk menjadi diri sendiri dan ia sedikit.

Baca juga:
Mencari Setitik Kejujuran di Negeri Kleptokrasi

Mencari Setitik Kejujuran di Negeri Kleptokrasi

Istilah Kleptokraasi pertama kali saya dengar dalam suatu acara diskusi yang dibalut dengan banyolan, Kleptokrasi = Pemerintahan Maling ujar Prof.Dr Komaruddin Hidayat ia meneruskan Negara yang mengarah kepada kleptokrasi bisa menjadi negara yang gagal.

Seminggu ini  hampir setiap headline berita menampilkan kisah heroik seorang anak SD di Surabaya bernama Alif yang melaporkan peristiwa "contek masal" yang dipelopori oleh gurunya sendiri yang lebih mengagetkan lagi ketika hal ini diberitahukannya kepada warga sekitar, ia yang mesti menerima akibat harus diusir dari kediamannya, sungguh alangkah lucunya negeri ini!

Ternyata perbuatan curang, maling , korupsi atau sejenisnya bukan hanya menjadi kebiasaan di negeri ini tetapi sudah menjelma menjadi sebuah norma baru, sehingga orang yang berada diluar batas norma adalah orang yang salah dan pantas dihukum. Norma baru ini mengalahkan nilai hukum moral dan hukum agama yang berlaku, norma ini sudah menjadi sunnah baru hasil ijtihad bersama antara warga dan pemerintah kleptokrasi.

Kleptokrasi sudah menjadi tata moral baru bagi masyarakat, mereka yang melakukan korupsi tidak merasa bersalah dengan membagi hasil korupsinya degan membangun rumah ibadah, pergi umroh sesering mungkin sesuai kadar korupsi yang ia lakukan, siswa yang mencontek hilang rasa bersalahnya dengan dalih terharu ketika orang tuanya mendapati ia sebagai juara kelas, lulus dengan nilai sempurna hingga orang tuanya bahagia dan berbangga hati.

Gambar Alif dan ibunya

Alif adalah satu titik noda bagi sistem kleptokrasi dan saya berharap dapat menjadi noda pula di sistem tersebut dan banyak lagi noda - noda yang timbul yang akan menodai sistem di negeri Kleptokrasi.

Keyword: Kleptokrasi, Negara kleptokrasi, contek masal, korupsi, kejujuran, Alif, Ujian nasional, ujian akhir nasional, kecurangan ujian, kecurangan UN