Tampilkan postingan dengan label Gagasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gagasan. Tampilkan semua postingan

Blogpreneur

Kaum muda adalah mereka yang mampu memimpikan sesuatu yang tidak dimimpikan oleh siapapun
(Jhon F Kennedy)

Kreatif! itulah kata yang selalu mengawali setiap perubahan - perubahan yang terjadi dibelahan dunia manapun, sejarah mencatat bahwa penemuan - penemuan besar yang terjadi selalu diawali oleh kreatifitas sang penemu. Einstein, Bethoven, Leonardo Da Vinci merupakan sedikit dari mereka yang out of the box dalam berfikir dan berkarya.





Sekarang, Indonesia mulai menyadari dan bergerak ke arah pengembangan - pengembangan kreatifitas, pemuda - pemuda Indonesia sudah banyak yang memilih menciptakan lapangan pekerjaan (Enterpreneur) sebagai cita - cita. Lalu mulai bermunculan banyak istilah baru yang mengikuti arus perubahan itu, mulai dari Technopreneur dan sebagainya.

Kalaulah istilah - istilah itu dapat diartikan sebagai suatu bentuk usaha kreatif yang dikembangkan yang bernilai ekonomis maka dapatlah juga kita setidaknya pengguna internet yang "suka" menulis blog entah dapat disebut dengan istilah "blogger" atau tidak, dapat membuat istilah baru yaitu "blogpreneur".

Karena dari kegiatan blogging entah kita sadari atau tidak dapat menghasilkan nilai jual (monitezing) jika kita lakukan dengan serius. Begitu banyak cara - cara mendapatkan penghasilan (tambahan) melalui blog. Setidaknya disini ada beberapa hal yang dapat dicoba bagi kita yang pada awalnya membuat blog untuk sekedar hobby.

1. Online Bussiness

Blog dapat dijadikan sebagai toko yang dapat menjual berbagai macam barang dagangan yang kita punya, meskipun sekarang tanpa blog kita dapat menawarkan barang dagangan kita melului situs - situs jual beli seperti Berniaga, Toko bagus, FJB kaskus, dan sebagainya. Namun jika kita mempunyai blog khusus untuk menjual barang dagangan kita, maka cenderung pembeli lebih akan mempercayai jenis online shop yang seperti ini.





2. Penawaran jasa

Hampir sama bentuknya dengan Online Bussinees, namun disini yang dijual adalah jasa, bagi anda yang pandai menjahit bisa tawarkan hasil buatan anda, bagi anda yang pandai dalam reparasi barang elektronik, membuat website, dan banyak lagi jenis keahlian lainnya dapat mempromosikan keahlian yang anda punya karena tidak menutup kemungkinan banyak orang - orang di luar sana yang membutuhkan bantuan dari keahlian yang anda punya.

3. Advertising

Dunia Advertising sekarang bukan hanya didominasi oleh media cetak atau televisi lagi tapi juga dari media online, pernahkah temen - temen bayangkan darimana Kaskus, Berniaga, Toko bagus, dll memperoleh keuntungan . Ya jawabnya melalui dunia advertising. Coba temen - temen buka situs - situs tersebut dan perhatikan berapa banyak iklan yang tayang disitus tersebut.

4. Google Adsense

Sebenarnya point nomor 4 ini merupakan bagian dari point nomor 3 yaitu advertising, namun saya ingin membahas google adsense secara khsusus. google adsense merupakan salah satu layanan yang disediakan google khsusus untuk dunia advertising, sehingga setiap jenis iklan yang ingin tampil akan diatur penanyangannya oleh google, nah google akan menseleksi setiap website dan blog yang memang mempunyai hubungan / relevansi dengan iklan tersebut. lalu google akan membagi keuntungan yang  google peroleh dari pengiklanan tersebut.

Misalnya blog anda memuat khusus tempat - tempat wisata yang ada di Indonesia maka google akan menayangkan iklan yang berkaitan dengan dunia kepariwisataan seperti informasi hotel / penginapan dan sebagainya, menarik bukan! Namun sebelumnya, blog anda harus mendaftar dulu program google adsense (dan blog yang mendaftar diseleksi dulu oleh google apakah layak diterima atau tidak).

5.  Blog Competition

Salah satu cara lain untuk memperoleh keuntungan melalui blog adalah mengikuti blog competition. Dimana berbagai macam lomba mulai dari menulis, SEO (search Engine optimization) sampai dengan resensi buku sangat sering diadakan. Bagi temen - temen yang mempunyai hobby, keahlian dan minat dibidang itu kenapa tidak dikembangkan dengan mengikuti blog competition.


Kegiatan menulis di blog yang awalnya sebatas hobby ternyata dapat juga menghasilkan tambahan rezeki, yang halal tentunya. Be Creative and Creatiave Wanna be!

Hei Bung, Revolusi Kita belum Selesai


Kepada Yth. Ir Soekarno
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia


Selamat malam Bung,
Maaf aku mengganggumu, aku hanya ingin sedikit berbicara padamu.

Hei Bung, kamu masih ingat Chairil Anwar, ya sastrawan terkenal itu, iya pernah membuat puisi untukmu, aku harap kau masih mengingatnya, ah... kalau pun engkau lupa, aku tulis kembali untukmu.

Ayo ! Bung Karno Kasi Tangan Mari Kita Bikin Janji
 Aku Sudah Cukup Lama Dengan Bicaramu
 Dipanggang Diatas Apimu, Digarami Lautmu
 Dari Mulai Tgl. 17 Agustus 1945

 Aku Melangkah Ke Depan Berada Rapat Di Sisimu
 Aku Sekarang Api Aku Sekarang Laut
 Bung Karno ! Kau Dan Aku Satu Zat Satu Urat
 Di Zatmu Di Zatku Kapal-Kapal Kita Berlayar
 Di Uratmu Di Uratku Kapal-Kapal Kita Bertolak & Berlabuh
(Persetujuan Dengan Bung Karno)


Ternyata engkau punya janji, sebuah janji revolusi, dan revolusi itu belum selesai!

Dulu kau pernah menggarami kami dengan api kemerdekaan, dengan api revolusi, dalam pengadilan Belanda di Bandung, engkau meneriakkan “Indonesia Menggugat” ketika Inodnesia itu sendiri belum terlahir ke dunia ini, kau menggelegar mengkritik kolonialisme dan imperialisme terhadap Nusantara, tapi taukah sekarang Bung, kita belum sepenuhnya merdeka, kita masih terjajah, mereka masih berkuasa Bung, Mereka menanamkan modalnya yang mengakar untuk menjarah apa yang kita punya, sumber daya alam kita habis, dan kita menjadi pembantu dirumah sendiri,  Revolusi kita belum Selesai, Bung!

Kau juga pernah bicara tentang Kebhinekaan, ah... Taukah kau, setelah kepergianmu yang mengejutkan itu, Negara kita telah terjadi banyak pertumpahan darah, peristawa pengahabisan eks anggota PKI, peristiwa Malari, perseteruan antar dayak dan Madura, peristiwa Poso, dan banyak lagi.
Masih banyak yang belum mengerti arti kebhinekaan yang kau jelaskan, Pancasila seolah menjadi yatim piatu tanpa engkau, ayo Bung bantu kami, karena Revolusi kita belum selesai!

Lalu aku pernah membaca tulisanmu mengenai Islam, Agama yang sangat kau cintai.
Engkau pernah menulislkan kekagumanmu kepada Muhammad dan ajarannya yang memuliakan manusia, yang memerdekaan manusia, ya aku sangat mengagumi tulisanmu itu Bung, Engkau Lalu mengkritik tentang pemahaman islam yang direduksi / dipersempit oleh sebagian ulama, ya puncaknya ketika engkau bicara tentang “Api Islam” dan “Islam Sontoloyo”.  Aku beri tau padamu, masih segelintir orang yang memahami ruhnya islam yang menerangi, ruhnya islam yang merahmati semua alam dan masih terlalu banyak kaum – kaum “sontoloyo” yang masih berkeliaran Bung, mereka mecoba memonopoli kebenaran hanya dalam sisi mereka, ya mereka seolah yang memegang tiket sorga, mereka masih saja meneriakkan nama Tuhan sambil memukul dan membunuh, ayo Bung! Dimana engkau sekarang, mana Tulisan – tulisanmu, ayo kita gelorakan kembali islam yang rahmatan lil ‘alamin, ayo Bung, Revolusi Kita belum Selesai!

Hei Bung Karno, engkau yang pernah menggelorakan semangat kami, dengan berteriak : “Hei Rakyat Indonesia, Ini dadaku, mana dadamu” engkau juga pernah mengatakan: “Go To Hell with your Aid”ketika kedaulatan kita terancam,. Sekarang kita terancam kembali Bung atas kedaulatan kita, kita terancam atas ekonomi, atas politik, atas kedaulatan. Dan sekali lagi saya katakan kepadamu, bahwa Revolusi kita belum selesai!

Ayo Bung Karno seperti kata chairil Anwar pada puisinya, engkau sudah terlanjur menggarami kami dengan lautmu, kau panggang kami dengan api semangatmu, engkau kobarkan kami dibawah bendera revolusimu, ayo kita selesaikan!!!

Hei, dulu pernah kau mengatakan: "seribu orang tua hanya bisa bermimpi, beri aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncangkan dunia".  Ini kami Bung, kami siap menerima tantanganmu, ini dada kami, ini jiwa kami ayo kita teriakkan kembali semangat  "Merdeka atau Mati" .

Ah sudahlah mungkin kau sudah terlalu lelah, tapi aku katakan sekali lagi: REVOLUSI KITA BELUM SELESAI!

Polemik Penentuan Awal Ramadhan Dan Idul Fitri

Kalau penanggalan masehi didasari dari perputaran posisi matahari, maka berbeda dengan sistem penanggalan hijriah / komariah yang didasarkan dari perputaran posisi bulan.

Sering kali umat muslim (yang menggunakan penanggalan hijriah) pada khususnya di Indonesia mengalami polemik perbedaan untuk menentukan awal bulan baru ramadhan dan syawal (idul fitri), karena memang indonesia bukan negara agama tetapi pancasila yang sila pertamanya adalah sila ketuhanan, maka pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator namun tidak punya wewenang lebih lanjut untuk urusan ibadat yang bersifat privat.

Dalam suatu hadist, rasul mengatakan: "berpuasalah kamu ketika melihat hilal dan berbukalah kamu ketika melihat hilal".

Hilal artinya bulan muda yang muncul diatas ufuk ketika matahari tenggelam. Dalam memahami hadist tersebut terdapat dua macam interpretasi yang sama sama kuat. Yang pertama ialah ru'yatul hilal, yaitu metode observasi dengan melihat langsung hilal ketika matahari tenggelam pada tanggal 29 hijriah sebelumnya. Keunggulan metode ini tentunya lebih akurat, namun kelemahannya akan bermasalah jika cuaca mendung dan tertutup awan. Juga kita juga hanya dapat menentukan bulan baru hanya pada hari ke 29 bulan sebelumnya sehingga akan bermasalah untuk pembentukan kalender. Juga menurut ilmu astronomi hilal hanya dapat terlihat jika posisinya 2° diatas ufuk.

Pendapat pertama ini didasari hadist "jika kamu tidak melihat hilal maka genapkanlah hitungannya menjadi 30 hari"


Yang kedua, metode Hisab wujudul hilal, metode ini didasari dengan ilmu perhitungan / scientific modern, keunggulan metode ini yaitu dapat menentukan kapan masuknya bulan baru beberapa tahun mendatang. Dan masalah keakuratannya pun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan. Dengan metode ini kita dapat membuat pengkalenderan yang lebih mandiri. Namun kelemahannya Rasulullah tidak pernah menggunakan metode ini. Namun pendapat ini berpendirian dengan merujuk al quran " sesungguhnya matahari, bulan dan planet lainnya berputar menurut porosnya dan sesuai hitungannya "

Jadi menurut saya, kedua metode tersebut mempunyai kebenaran secara ilmiah, namun yang jadi masalah sudah beberapa kali terdapat perbedaan seperti ini, sudahkah bertambah ilmu dan pemahaman sehingga tidak taqlid tanpa ilmu yang sering kali menganggap diri paling benar dan yang lain salah. Perbedaan utama dari kedua kelompok ini terletak pada interpretasi terhadap hadist diatas, kalau kelompok pertama harus melihat hilal yang artinya posisis hilal harus berada 2° diatas ufuk dan kelompok kedua berpendapat berapa pun posisi hilal asalkan sudah berada diatas ufuk itu sudah menandakan sudah memasuki bulan yang baru, tanpa harus melihat hilal secara langsung.

Imam Syafii pernah berpesan:

Jika Saya benar bukan berarti anda salah, dan jika anda benar bukan berarti saya salah.

Semoga bermanfaat.

Pengaduan Iqbal pada Allah dan Rumi

Tulisan: Ahmad Syafii Maarif (Kolom Resonansi Republika Maret 2011)




Muhammad Iqbal (1877-1938) dari India yang legendaris mungkin merupakan penyair-filsuf terbesar Muslim pada abad yang lalu. Puisi-puisinya dalam bahasa Urdu dan Persi tetap saja tidak mengering untuk dibaca. Puisi itu masih saja mengilhami. Di antara puisi pengaduannya yang panjang kepada Tuhan, ditulis dalam bahasa Urdu, yaitu "Syikwah wa Jawab-i Syikwah" (Pengaduan dan Jawaban terhadap Pengaduan).

Oleh mantan dosennya, AJ Arberry, diterjemahkan menjadi "Complaint and Answer". Terjemahan lain dilakukan oleh Khushwant Singh berjudul serupa dengan Arberry, tetapi ditambahkan dengan "Iqbal's Dialogue with Allah" dan disertai bahasa aslinya.

Syikwah yang pertama kali dibaca tahun 1909 di Lahore adalah semacam protes Iqbal terhadap Allah mengapa umat Islam dibiarkan merana tak berdaya, padahal tanpa mereka yang selalu menyembah Allah Yang Esa, para penyembah berhala dan pohon akan semakin menjamur di muka bumi. Banyak lagi tema lain dalam syikwah ini, tetapi satu sama lain saling bertali berkelindan.
"Jawab-i Syikwah" dibaca di Lahore tahun 1913 dalam rangka mengumpulkan dana untuk membantu Turki Usmani yang sedang mendapat serangan dari Bulgaria. Tema "Jawab-i Syikwah" pada umumnya merupakan jawaban Allah terhadap keluhan Iqbal atas kondisi dunia Islam yang terbelah berserakan. Di antara jawaban itu adalah mengenai penguasa Muslim yang mabuk dalam kekuasaan, sementara si miskin berkumpul di masjid untuk berdoa dalam keadaan lapar di bulan Ramadhan.
   
Kemudian, adanya keluhan pahit dan getir dalam syikwah tentang kemungkinan punahnya umat Islam dari muka bumi, "Jawab-i Syikwah" balik bertanya:
Ada pembicaraan keras tentang umat Islam akan lenyap dari muka bumi.
Kami bertanya kepadamu: apakah benar umat Islam wujud di mana-mana, di tempat mana pun? Gaya hidupmu bercorak Kristen, kulturmu bercorak Hindu.
Seorang Yahudi saja akan merasa malu saat melihat umat Islam seperti engkau. Kamu para Sayyid juga Mirza, dan kamu orang Afganistan-Kamu adalah semuanya ini, tetapi katakan kepada kami apakah kamu juga Muslim?' Sangat tajam, bukan?
Apakah mereka ini benar-benar Muslim, sedangkan semua identitasnya telah lama berguguran? Bagaimana kita yang hidup sekarang, apakah juga kena sasaran tembak? Ya, tidak diragukan lagi, dan saya seorang di antaranya.

Kutipan ini hanyalah sepotong kecil pengaduan Iqbal dan jawaban Allah kepadanya. Selanjutnya, kita ikuti jawaban Jalal al-Din Rumi (1207-1273), penyair Sufi dari Persia, terhadap keluhan imajiner Iqbal dalam "Bal-i Jibril" diambil dari karya Fazlur Rahman, "Islam and Modernity", hlm. 58. Inilah keluhan getir Iqbal itu:
Pikiranku tinggi menerawang mencapai langit.
Tapi di bumi aku terhina, gagal, dan dalam sekarat.
Aku tak mampu menangani masalah dunia ini,
Dan, tetap saja menghadapi batu penarung di jalan ini.
Mengapa urusan dunia terlepas dari kontrolku?
Mengapa si alim dalam agama bahlul dalam urusan dunia?
Rumi dengan enteng memberi jawaban, tetapi langsung mengenai jantung persoalan: Seseorang yang (mengaku mampu) berjalan di langit; Mengapa begitu sulit baginya berjalan di bumi?

Inilah masalah serius dunia Islam yang masih saja berlangsung sampai hari ini. Kita mengaku sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, tetapi dalam kenyataannya di bumi tersungkur, dimainkan pihak lain, dan kita pun rapuh tak berdaya. Terlalu berjibun masalah yang mengitari kita, di mana pun di sudut dunia, tetapi perpecahan umat dan perselingkungan ulama dan penguasa yang semakin memperburuk keadaan belum juga usai. Untuk berapa lama lagi suasana sekarat semacam ini "setia" bersama kita?

Tetapi, tuan dan puan jangan membiarkan diri hanyut dalam kerisauan dan ratapan, seperti acap menimpa saya. Sebab, pasti di ujung sana ada cahaya berkedip untuk menuntun kita ke jalan penyelesaian. Syaratnya tunggal: beriman dan berislam secara autentik di bawah bimbingan kenabian, seperti terbaca dalam "Jawab-i Syikwah" di atas.

Jangan menempuh jalan di luar itu yang hanya akan menyeret kita ke dalam lingkaran setan yang tak jelas ujung pangkalnya. Semuanya ini menuntut ketulusan dan sikap hati yang bening, sebuah nilai dan kualitas yang teramat mahal, tetapi jawaban ada di sana!

Hamka Amat Patut Dikenang

Tulisan : Ahmad Syafii Maarif (Kolom Resonansi Republika Maret 2008)

     Sebuah panitia yang dibentuk oleh Universitas Prof Dr Hamka Jakarta akhir 2007 telah menyelenggarakan beberapa kegiatan penting dalam rangka 100 tahun Buya Hamka, dihitung sejak tanggal lahirnya, 17 Februari 1908. Hamka wafat pada 23 Juli 1981 dengan meninggalkan karya tulis yang dahsyat, lebih dari 100. Puncak karya itu adalah Tafsir Alquran Al-Azhar, lengkap 30 juz, mendekati 9.000 halaman. Draf awal disiapkan dalam penjara dalam tenggang waktu dua tahun pada 1960-an. Pada 8 April 2008 akan ada seminar internasional mengenang tokoh ini dan sumbangan pemikirannya terhadap kemanusiaan. Hamka telah mulai menulis pada 1925 dalam usia 17 tahun.
 
     Untuk seminar April, saya juga diminta untuk turut mengisi. Kalimat pertama makalah saya untuk seminar itu berbunyi: ''Semakin jauh Hamka berpisah secara fisikal dengan kita, semakin dalam dan mencekam kerinduan kita kepadanya.'' Mengapa tidak akan rindu? Hamka adalah pribadi dengan wajah 1.000 dimensi. Jauh sebelum muncul sebagai seorang alim kaliber dunia, Hamka adalah novelis dengan beberapa karya sastra yang masih dicetak sampai hari ini. Tiga tahun sebelum wafat, menurut catatan alm Iwan Simatupang, dalam orasi kebudayaan tanpa teks di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 11 Maret 1970, Hamka bertutur: ''Saya adalah pengarang! Pada mulanya, dan pada akhirnya.'' Merangkai dan menganyam kata adalah pilihan hidup Hamka sepanjang hayat. Tidak tanggung-tanggung, ranah sastra dijelajahnya, sejarah ditelitinya, filsafat dan tasawuf dikajinya, ushul fikih dan manthiq dipelajarinya di bawah bimbingan sang ayah, Dr Haji Abdul Karim Amrullah, seorang alim berwatak keras, dan puncaknya adalah Tafsir Al-Azhar telah dipersembahkannya kepada bangsa Indonesia yang sangat dicintainya. Hamka telah menjadi milik semua orang, hampir tanpa kecuali.

     Universitas Prof Hamka telah merintis sebuah langkah besar: Menyiapkan pusat kajian Hamka, sebuah upaya akademik yang bernilai strategis untuk bangsa ini, untuk Islam, dan untuk kemanusiaan. Sebagai seorang yang dilahirkan di sekitar Danau Maninjau, Ranah Minang, Hamka telah lama bergumul dengan kultur kearifan kata melalui pepatah, petitih, gurindam, bidal, pantun, syair, dan mamang, yang memang menjadi kebanggaan anak suku bangsa itu, di samping juga terkenal sebagai pusat cemeeh di muka bumi. Dua pengarang Minang yang lain: Rosihan Anwar dan alm AA Navis sangat mahir dalam perkara cemeeh ini, tetapi justru dengan cara itu semakin menghidupkan suasana percakapan, sekalipun mungkin saja ada yang tersinggung.

     Hamka adalah fenomenal dalam sejarah Indonesia modern. Karyanya dibaca tidak saja di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Saya tidak tahu pasti sudah berapa tesis dan disertasi yang ditulis orang tentang buah pemikiran si alim ini, sementara dia sendiri berkarya tanpa ijazah, tidak SD, tidak sekolah menengah, apalagi perguruan tinggi. Ajaibnya, mahasiswa S3 perguruan tinggi telah mengkaji Hamka utnuk meraih gelar doktor. Maka, dengan ungkapan: ''Saya adalah pengarang! Pada mulanya, dan pada akhirnya,'' Hamka telah meneruskan kawasan kebudayaan yang sangat luas untuk diteruskan oleh anak-anak bangsa ini, demi peradaban Indonesia yang berkualitas tinggi di masa depan. Pilar-pilar moral dan kearifan yang telah dipancangkan Hamka tidak boleh dibiarkan melapuk, sebab itu merupakan pengkhianatan kultural yang tidak dapat dimaafkan, jika memang kita ingin melihat bangsa ini punya harga diri, sehingga dihormati bangsa-bangsa lain.

Sebagai manusia biasa, tentu di sana-sini Hamka punya kekurangan dan kelemahan, tetapi semuanya itu telah ditebusnya dengan karier hidup yang penuh makna dan karya tulis yang terus saja dikaji dan diminati orang, entah sampai kapan. Karya yang berjibun itu telah lama menjadi sumber inspirasi dan sumber kearifan bagi berbagai kalangan. Nilai profetiknya justru terasa semakin mendesak pada saat bangsa ini sedang berada pada posisi papa inspirasi dan tunakearifan. Di samping tokoh-tokoh moralis yang lain, Hamka adalah salah seorang yang berada di garis depan. Selamat memperingati 100 tahun Buya Hamka!

Mengucapkan Selamat Natal?

Ada banyak kesalahpahaman pemahaman tentang Fatwa MUI mengenai Natal yang dikeluarkan pada zaman Buya Hamka (the great wise man from indonesia), di fatwa tersebut menyebutkan dengan terang-terangan bahwa yang dilarang itu adalah perayaan natal bersama secara ritual ibadah bukan sebuah pelarangan dalam mengucapkannya, tapi justru yang populer diketahui oleh masyarakat Indonesia adalah bagian pendapat mengenai pelarangan pengucapan (sungguh datang darimana pendapat ini), silahkan baca langsung fatwa MUI mengenai Natal

Lalu kenapa kita masih enggan untuk sekedar memberikan penghormatan kepada saudara - saudara kita umat nasrani/kristen yang merayakan Natal, padahal mereka turut berbahagia ketika kita merayakan idul fitri dan idul adha, Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86)

Berikut saya petikkan  kultwit dari Salim A Filah mengenai pendapatnya tentang Natal

1. #Natal ini, terkenang ujaran Allahu yarham KH Abdullah Wasi'an; "Saudara-saudaraku Nashara terkasih, beda antara kita tidaklah banyak."

2. Wasi'an: "Kalian mengimani Musa, juga 'Isa. Kamipun sama. Tambahkanlah satu nama; Muhammad. Maka sungguh kita tiada beda. #Natal

3. Wasi'an: "Kalian imani Taurat, Zabur, & Injil. Kamipun demikian. Tambahkan Al Quran, maka sungguh kita satu tak terpisahkan." #Natal

4. Sungguh adanya kerahiban jadikan kalian lembut hati & dekat pada kami; sementara Yahudi & musyrik musuh terkeras kita. (QS 5: 82). #Natal

5. Tapi mungkin memang sudah tabiat 'aqidah, satu sama lain tak rela jika kita tak serupa dalam agama secara sepenuhnya. (QS 2: 120). #Natal

6. Bagaimanapun, selama kita tak saling memerangi & usir-mengusir tersebab iman, tak terlarang kita saling berkebajikan. (QS 60: 8). #Natal

7. Maka inilah kita mencari titik singgung iman demi kebersamaan; itulah pengakuan ke-Ilahi-an Allah tanpa persekutuan. (QS 3: 64). #Natal

8. Tetapi kami insyafi sepenuhnya, yakin di dada tak bisa dipaksakan. Kami hormati segala nan tak bisa dipertemukan. (QS 109: 6). #Natal

9. Dalam keberbedaan itu, izinkan kami tetap mencintai 'Isa & Maryam, meski kami tak bisa memohon kalian mentakjubi Muhammad. #Natal

10. Izinkan jua kami, membaca dengan berkaca-kaca betapa indah Surat dalam Quran yang berjudul Maryam. Gadis tersuci sepanjang zaman. #Natal

11. Najasyi Habasyah & Uskup-uskupnya, juga para Patriarkh Najran menitikkan airmata, dibacakan Surat Maryam. Berkenankah kalian jua?#Natal

12. Ini sungguh bukti bahwa Allah, Nabi, & Al Quran kami mengajarkan pemuliaan nan mengharukan pada Maryam & 'Isa yang tiada duanya. #Natal

13. Termuliakanlah 'Isa dengan penciptaan & kelahiran nan ajaib yang bagi kami begitu agung sebagaimana penciptaan Adam. (QS 3: 59). #Natal

14. Termulialah 'Isa nan bicara dalam buaian. Salam sejahtera baginya di saat lahir, kelak diwafatkan, & nantinya dibangkitkan. (QS 19: 33)

15. Saudara Nasrani terkasih; kami mencintai 'Isa, Nabi & RasulNya. Ruh & kalimatNya, yang ditiup-tumbuhkan dalam rahim suci Maryam. #Natal

16. #Natal ini, kalian rayakan kelahiran 'Isa yang agung; tapi bagi kami tanggal 25 Desembernya agak membuat terkerut dahi bertanya-tanya.

17. Sebab Maryam nan sungguh berat ujiannya itu bersalin di saat kurma masak penuh tandannya. Kemungkinan itu Maret, bukan Desember. #Natal

18. Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah ditulis para Sejarawan, 25 Des itu hari kelahiran Janus & Mitra, Dewa Matahari. #Natal

19. Sungguhpun ingin rasanya syukuri lahirnya Rasul Ulul 'Azmi nan teguh hati; 'Isa, agak tak nyaman hati kami dengan hari pagan ini. #Natal

20. Sayangnya, hampir seluruh gereja sudah menyepakatinya, sampai seorang Sejarawan memelesetkan 'Son of God' sebagai 'Sun of God'. #Natal

21. Itulah awal-awal yang membuat kami berat hati untuk ucapkan Salam #Natal. Ini harinya Janus & Mitra. Bukan harinya 'Isa, kawan terkasih.

22. Tentu tradisi ribuan tahun dengan salju & cemara, pohon sesembahan pagan Eropa itu tak bisa kami paksa untuk diubahkan seenaknya. #Natal

23. Tinggal kini, dalam hasrat hati tuk membalas penghormatan yang kalian berikan di 'Idul Fitri & Adhha, kami kan simak para 'ulama. #Natal

24. Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86) #Natal

25. Yang disepakati para 'ulama atas keharamannya adalah keterlibatan dalam segala yang bernilai ritual & ibadah. Pun jua Fatwa MUI. #Natal

26. Jika keterlibatan dalam kegiatan #Natal nan bersifat ibadah & ritual disepakati haramnya, para 'ulama ikhtilaf pada soal ucapan selamat.

27. Yang membolehi selamat #Natal al Dr. Musthafa Az Zarqa, Dr. Yusuf Al Qaradlawy; menyebut tahniah tak terkait dengan ridha atas 'aqidah.

Imam syafii pernah mengatakan "Mungkin pendapatku ini benar tetapi terdapat terdapat setitik kesalahan maka ambilah yang benar dan tinggalkanlah kesalahan walau setitik, dan mungkin pendapatku ini salah namun terdapat setitik kebenaran, maka tinggalkanlah kesalahan dan ambilah kebenaran yang setitik itu"

Mengucapkan Selamat Natal

Mengucapkan Selamat Natal

Mengucapkan Selamat Natal

Sondang, Apakah Seorang Revolusioner?

Pramoedya Ananta Toer mengatakan "Seorang terpelajar/intelektual harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan" (Bumi Manusia, Novel pertama dalam Tetralogi Buru). Sperti kata Pram sikap adil sudah semestinya ditunjukkan sejak dalam alam pikiran, maka dalam menanggapi kasus aksi bakar diri Sondang Hutagalung, sikap netral, ilmiah dan kritis juga harus kita kedepankan dan menjauhkan tendensi memuja, menghina apalagi mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi dari aksi ini.

Beragam tanggapan yang hadir mengiringi aksi bakar ini, dari kelompok yang meremehkan aksi ini bahkan menuduh dilakukan oleh orang yang telah hilang kesadarannya, ada juga kelompok yang mengatakan bahwa itu sebuah puncak dari protes seorang rakyat atas pemerintahan saat ini karena memang aksi ini dilakukan di depan istana, dan kelompok terakhir adalah kelompok yang tak acuh atas tragedi anak bangsa ini, dan menurut hemat saya sikap terakhir merupakan sikap pragmatis yang sedang menggerogoti nilai humanisme/kemanusian yang ada di negeri ini, dan mungkin ini sikap mayoritas.

Layaknya seorang polisi yang mempelajari seorang pelaku, maka ia akan meneliti atau membaca ulang rekam jejak yang pernah dilakukan oleh orang tersebut, maka hal itu pula lah yang harus kita lakukan, yaitu membbaca rekam jejak dari almarhum Sondang Hutagalung karena memang itulah satu - satunya cara yang dapat dilakukan karena Sondang tidak/belum pernah menceritakan motif apa yang melatar belakangi ia dalam melakukan aksi itu.

Sondang Hutagalung, pemuda kelahiran 22 tahun yang lalu, Mahasiswa yang hampir menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Bung Karno dengan IPK sementara diatas 3.5. nilai tersebut menunjukkan bahwa ia memang tidak menmpunyai maslah dibidang study bahkan dapat dikatakan berprestasi, Selain penerima beasiswa selama kuliahnya ia juga aktif di berbagi organisasi kemahasiswaan, itu menunjukkan keluasaan pergaulannya sebagai seorang mahasiswa, ia juga aktif diberbagai kegiatan HAM, ia sering terlihat dalam aksi payung hitam yang dilakukan untuk menuntut kejelasan nasib para aktivis HAM di masa rezim orde baru dan aksi - aksi dalam menuntut akan kejelasan kasus Munir.

Rekam jejak diatas memang tidak dapat dijadikan sebuah ukuran yang objektif untuk menyimpulkan motif apa yang melatar belakangi Sondang dalam melakukan aksi itu, tapi dapat dikatakan berdasarkan aktifitas-aktifitasnya selama beberapa tahun terakhir merupakan bentuk kekesalan seorang yang teramat dalam atas ketidakberesan yang terjadi di negeri ini. Dapat dikatakan itu merupakan bentuk perlawanan atas apa yang ia perjuangkan kebenarannya walaupun tindakan membunuh diri sendiri tidak dibenarkan (dalam berbagai sudut pandang)

Dan kalau kita lihat aksi serupa diberbagai belahan dunia pernah terjadi dengan motif yang hampir sama:

"Wikepedia melansir pada decade 1960an Sami-Sami Budha khususnya Thich Quang Duc, di Vietnam Selatan telah menarik perhatian dunia Barat dengan melakukan aksi bakar diri hingga mati menentang Presiden No Dinh Diem. Peristiwa lain pada masa perang Dingin di Eropa Timur melalui kematian Jan Palach setelah serangan Kesatuan Soviet atas Czechoslovakia serta pengorbana diri Romas Kalanta di lebuh raya Kaunas, Lithunia pada tahun 1972. Pada November 2006, Milachi Ritscher seorang aktivis anti perang amerka Serikat, melakukan bunuh diri terhadap bantahan terhadap perang di Iraq.

Di Jepang bunuh diri dilakukan oleh tentara yang kalah perang atau gagal mempertahankan Negara memilih untuk menamatkan riwayat mereka melakui hara-kiri, atau potong perut dengan samurai.

Pada Desember tahun 2010 Muhammed Bouazizi (26) , melakukan aksi bakar diri di Tunisia. Aksi menyulut gelombang massa dan berhasil menumbangkan penguasa Tunisia, Presiden Zine al-Abidine Ben Ali yang sudah berkuasa 23 tahun. “Itu gerakan rakyat pertama yang menjatuhkan penguasa.”


Kita memang tidak pernah tahu apa niat sebenarnya yang mendasari Sondang melakukan aksi itu, dan kalau memang niat beliau adalah agar pemerintah secepatnya untuk mnyelesaikan berbagai macam permasalahan HAM dan me     recovery keadaan negeri ini, maka mungkin benar bahwa Sondang adalah seorang pejuang HAM Revolusioner, seperti kata Goenawan Muhamad: "Munir, Sondang menemanimu"

wallahu'alam

Sondang, Apakah Seorang Revolusioner?

Sondang, Apakah Seorang Revolusioner?

Sondang, Apakah Seorang Revolusioner?

Sondang, Apakah Seorang Revolusioner?

Sondang, Apakah Seorang Revolusioner?

Hakikat Ikhlas

Berikut kultwit KH. A Mustofa Bisri [@gusmusgusmu] mengenai ikhlas, sekedar berbagi dan semoga bermanfaat:

1/ HAKIKAT Kami, aku dan kakakku Kiai Cholil Bisri, mendengar dari guru kami Syeikh Yasin Al-Fadani dan ayah kami Kiai Bisri Mustofa
 
2/ masing-2 guru dan ayahku itu berkata: Aku pernah bertanya kpd Sayyid Guru Umar Hamdan ttg hakikat IKHLAS, dan beliau pun berkata:


3/ Aku pernah bertanya kpd guruku Syeikh Sayyid Muhammad Ali Al-Witri ttg hal itu dan beliau berkata: Aku pernah bertanya tentang hal itu
 
4/ kpd guruku Syeikh Abdul Ghani Al-Mujaddidi, beliau berkata: aku pernah bertanya kepada guruku Syeikh Muhammad Abid As-Sindi Al-Anshari
 
5/ beliau berkata: Aku pernah bertanya tentang hal itu kepada Syeikh Shiddiq bin Ali Al-Mizjaji, beliau berkata: Aku pernah bertanya
 
6/ bertanya ttg hal itu kpd ayahku, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kpd Syeikh Hasan Al-Ujaimi beliau berkata: Aku pernah
 
7/ bertanya tentang hal itu kepada Syeikh Ahmad al-Qasysyasyi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Ahmad Syanaawi,
 
8/ beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada ayahku Syeikh Ali Asy-Syanaawi, dan beliau berkata: Aku pernah bertanya tentang
 
9/ hal itu kepada Syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya'rani dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Al-Haafizh Jalãluddïn
 
10/ As-Suyuthi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada A'isyah binti Jaarullah bin Shaleh Ath-Thabari, beliau berkata:

11/ Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Shiddiq dan beliau berkata: Aku bertanya ttg hal itu kpd Syeikh
12/ Abul Abbas Al-Hajjar dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Jakfar Ibn Ali Al-Hamdani, beliau berkata:
 
13/ Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Abul Qasim bin Basykual, beliau berkata: Aku pernah bertanya tentang hal itu kepada
 
14/ Syeikh Qadhi Abu Bakar bin Al-'Arabi, beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Ismail bin Muhammad Al-Fadhal
 
15/ Al-Ashbihani, beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Abu Bakar bin Ahmad bin Ali bin Khalaf dan beliau berkata:
 
16/ Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Abdurrahman Al-Baihaqi dan beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada
 
17/ Syeikh Ali bin Sa'id Ats-Tsaghrai dan Syeikh Ahmad bin Muhammad bin Zakaria dan beliau berdua berkata: Kami pernah menanyakan hal itu

18/ kepada Syeikh Ali bin Ibrahim Asy-Syaqiqi dan beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Abu Ya'qub Asy-Syaruthi

19/ beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh AHmad bin Ghassan dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu
 
20/ kpd Syeikh Ahmad bin 'Atha' Al-Hujaimi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kpd Syeikh Abdul Wahid bin Zaid dan beliau
 
21/ berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Imam Hasan Al-Bashari, beliau menjawab, Aku pernah bertanya kpd shahabat Hudzaifah r.a,
 
22/ beliau menjawab: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW ikhlas itu apa, beliau menjawab: Aku pernah menanyakan tentang ikhlas itu
 
23/ kepada malaikat Jibril a.s dan beliau menjawab: Aku pernah bertanya tentang hal itu kepada Allah Rabbul 'Izzaah dan Dia menjawab:
24/ "IKHLAS ialah RAHASIA di antara rahasia-rahasiaKU yang KUtitipkan di hati hambaKU yang AKu cintai." Wallahu a'lam bisshawab.


 


Mengenal Sir Muahmmad Iqbal

      Dari penelitian terakhir terungkap bahwa Muhammad Iqbal lahir pada 9 nopember 1877. Bukan 22 Februari 1873 seperti yang kita kenal selama ini. ia dilahirkan dari keturunan Brahmin yang hidup di lembah Kashmir, meninggal dunia pada 21 April 1938. Jadi bila orang ingin memeperingati hari kelahiran Iqbal, haruslah disesuaikan dengan hasil penelitian yang baru.

     Apabila menggunakan ukuran sekarang, wafat dalam usia 61 tahun belumlah terlalu tua berkat kemajuan gizi dan ilmu esehatan modern. Tapi bagi Iqbal tentunya yang penting bukanlah panjang pendeknya usia seseorang. Tetapi arah dan kualitas hidup itu sendiri. Sebuah kehidupan yag berlarutlarut tanpa arah dan tujuan yang jelas, dalam perspektif filsafat Iqbal, justru merupakan beban sejarah ketimbang kebanggaan . Dalam kaitan ini kita pun teringat ungkapan dalam sajak Chairil Anwar: "Sekali berarti setelah itu mati"

     Iqbal, penyair dan filsuf timur, telah mengukir hidupnya sedemikian rupa hingga akan dikenang umat mnusiaratusan tahun yang akan datang, sebab seluruh karyanya dalam bentuk puisi dan prosa dalam bahasa Urdu, Parsi, dan Inggris telah terdokumentasi dengan baik. Intelektualisme Iqbal dapat ditinjau dari pelbagai jurusan: puisi, filsafat, hukum , pemikiran islam, dan kebudayaan dalam makna yang sempit.

     Dalam semua wilayah itu, Iqba mengerahkan hampir seluruh energinya dengan tujuan tunggal: reorientasi nilainilai kemanusiaan, Timur dan Baratm dengan landasan tauhid yang teramat kokoh. Peradaban Barat, sekalipun dalam beberapa segi dikaguminya, dalam perspektif moral transendental sedah sangat jauh meluncur ke jurang berbahaya. Sedangkan Timur yang terpasung dalam spiritualisme, telah lama pula dalam keadaan steril tanpa dinamika. lalu untuk membangun sebuah peradaban baru yang anggun dan segar diusulkannya agar Barat dan Timur dipertautkan dengan mengawinkan penalaran [ziraki] an cinta ['isyq].

Bagi Barat penalaran [akal] merupakan instrumen kehidupan;
Bagi Timur rahasia alam semesta terletak dalam cinta['isyq].
Dengan bantuan cinta akal berkenalan dengan Realitas;
Sedangkan untuk penguatan fondasinya, cinta menerima kekuatan dari akal.
Bila cinta dan penalaran saling berpelukan,
Akan terciptalah sebuah dunia baru;
[Oleh sebab itu], Bangkitlah dan bangunlah sebuah dunia baru itu.
Dengan mengawinkan cinta dan penalaran.

     Obsesi Iqbal adalah cepat terwujudnya saling pengertian spiritual antara barat adn Timur. Bertolak dari doktrin Al Quran tentang persaudaraan universal umat manusia, penyair ini pada masa hidupnya amat gelisah menyaksikan konflik berkepanjangan antara Barat dan Timur. "Keperluan yang mendesak sekarang," tulis William O.Dauglas dari Mahkamah Agung Amerika Serikat beberapa dekade yang lalu, "ialah terciptanya saling pengertian antara Timur dan Barat. Keperluan akan saling pengertian ini adalah untuk level intelektual tertinggi, sebab dengan cara begitu,peradaban-peradaban yang berbeda masing-masing berhak atas kebesarannya sendiri --boleh jadi akan saling menegna dan memahami antara satu dengan lainya. Pengenalan akan membuahkan toleransi, saling ,menghormati, dan saling mengagumi."




Pemira Unsri, Sebuah Penegasan Status Quo

     Pemira [Pemilhan Raya] dapat dikatakan sebuah hajatan pesta demokrasi dalam miniatur kampus yang memberikan ruang kebebasan sepenuhnya bagi para setiap warganya untuk berpartisipati pada hajatan tersebut, Demokrasi idealnya memberikan ruang kebebasan yang bertanggung jawab bagi berkembangnya setiap macam bentuk pemikiran, bukan malah memasung bahkan membunuh setiap bibit - bibit pemikiran yang berbeda.

     Untuk kasus Indonesia setidaknya pernah mengalami model demokrasi yang hanya sebatas wacana, peiode pertama setelah dekrit presiden Soekarno di tahun 1959 yang menandai dimulainya sistem Demokrasi Terpimpin, dan yang kedua pada masa Orde Baru yang menggunakan cover Demokrasi Pancasila, pada kedua periode tersebut pdapat kita saksikan bahwa demokrasi hanyalah sebatas wacana, sebatas penegasan status quo rezim otoritarian.

     Pada kasus Demokrasi Terpimpin, politik dikendalikan oleh penguasa tunggal, peran oposisi diminimalisir kalau tidak dihabisi, PSI dan syahrir dilikuidasi, Pedoman Masyarakat yang dipimpin Hamka dihabisi karena memuat artikel Hatta "Demokrasi Kita". Muhammad Natsir dalam kritiknya menegaskan "Semua akan kita jumpai pada demokrasi sistem ini kecuali demokrasi itu sendiri".

     Setali dengan era Demokrasi Terpimpin Seokarno, Demokrasi Pancasila yang diagungkan Soeharto tidak lebih dari rezim monarki, yang hanya berorientasi pribadi, tidak membiarkan oposisi untuk bernyayi. Apatisme masyarakat adalah bukti dari hasil karya demokrasi sistem ini.

     Dengan contoh dua masa demokrasi tersebut, di kampus - kampus masih sering kita jumpai, dimana demokratisasi hanya sebatas wacana, beum menyentuh substansi. setidaknya itu yang saya lihat dikampus saya, Unsri. dalam kepemimpinan pusat kampus Bem Unsri demokrasi masih sebatas mimpi, dimana kran demokrasi dibuka seluas - luasnya namun bermacam ideologi tidak dibiarkan untuk melewati kran tersebut.

     Kalau Orde baru selama hampir 32 tahun dipimpin oleh penguasa tanpa suksesi maka di Unsri, setiap tahun ada suksesi namun sama secara subtansi. Bukan berarti secara kepemimpinan buruk, saya katakan tidak, bisa jadi baik bahkan sangat baik tapi iklim yang tercipta tidak memberikan ruang bagi tumbuhnya proses demikratisasi bagi setiap ideologi. Tapi apaguna pesta demokrasi, kalau hanya sebatas sebuah penegasan atas status quo sebuagh ideologi terhadap ideologi lainnya.
      Kalaulah keadaan ini terus berkembang maka pendepat Muhammad Natsir nampaknya masih relevan dengan keadaan ini,
"Semua akan kita jumpai pada demokrasi sistem ini kecuali demokrasi itu sendiri".

Perangi Neraka di dalam Hatimu

Di Tahun 30-an, salah seorang pemikir muslim pernah mengatakan "Orang Barat menjadi toleran ketika mereka meninggalkan agamanya, sebaliknya muslim semakin tidak toleran ketika mereka meninggalkan agamnya". pendapat diatas dapat menjadi cerminan kondisi masyarakat muslim saat ini. Dimana fundamentalisme dan konservatisme kembali menjamur di masyarakat islam itu sendiri (setidaknya yang terjadi di Indonesia saat ini).

Pembakaran masjid Ahmadiyah, perusakan pesantren Syi'ah, pemboikotan gereja GKI-Yasmin merupakan beberapa contoh akan bahaya dari sifat fundamentalisme ini. lalu apakah Islam membenarkan tindakan seperti ini, kalau memang kita menempatkan Al-Quran sebagai hakim tertinggi dan berusaha jujur mencari kebenaran dari kitab suci ini maka kita akan temukan banyak penjelasan tentang kasus intoleransi seperti ini, didalam Al-Baqoroh:256 Allah menegaskan La Ikraha Fid Din | Tidak ada paksaan dalam agama ini didalam surat lain akan kita temukan juga statement "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku". Lalu timbul pertanyaan, kalau Allah saja yang memiliki kuasa tidak memaksa, lalu manusia yang tidak memiliki kuasa apapun kok berani - beraninya melakukan paksaan semacam itu.

Piagam Madinah merupakan bukti otentik dari sifat pluris dan toleran Nabi Muhammad, dimana baik Muslim, Yahudi, Kristen dapat hidup berdampingan dengan hak hidup yang sama, menjalankan kehidupan sesuai dengan keyakinan mereka masing - masing. Lalu yang mengaku sebagai pengikut setia Nabi malah melakukan tindakan yang berseberangan dengan tingkah laku nabi.

Buya Syafii Maarif pernah mengatakan "Islam itu datang ke muka bumi ini untuk memayungi semua mahluk termasuk juga mereka yang tidak beriman", saya pikir pendapat tersebut sesuai dengan diktum Al-Quran wama arsalna ka illa rahmatan lil 'alamin.

Tulisan singkat ini saya tutup dengan mengutip judul salah satu esei Prof.Dr. Komarudin Hidayat yaitu:
Bagimu Surgamu dan Bagiku Surgaku

Lentera Jiwa

kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang selalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku

Diatas merupakan potongan lirik lagu nya Nugie yang selalu dinyanyikan pada permulaan program Kick andy Goes to Campus yang mengisahkan pencarian sebuah lentera jiwa dalam "bahasa Nugie" yang mungkin dapat diartikan sebagai suatu yang menjadi minat kita sebenarnya terlepas dari latar belakang pendidikan kita sebenarnya.
masih diacara yang sama, saya mengucapkan syukur yang tiada terhingga kepada Tuhan yang memberikan kesempatan untuk dapat menyaksikan secara live program Kick Andy ini ketika mampir ke kampus yang sebentar lagi memberikan status sarjana kepada saya, Universitas Sriwijaya.

Menghadirkan Iwan Setiawan dan Wahyu Aditya, Iwan merupakan seorang anak supir angkot yang sangat takut kalau nanti menjadi supir angkot berbagi kisah bagaimana usahanya mencari dan menemukan lentera jiwanya, mengejarnya sampai mampu untuk menjadi salah satu pimpinan perusahaan di Amerika, satu hal yang membuat terharu dari pengakuan mas Iwan, ya "Pahlawanku yang sebenarnya adalah Ibu" dan motivasi terbesar yang mempu membawanya terbang tinggi mengejar cita  cita nya adalah bahwa Ia tidak ingin melihat air mata keluar dari mata ibunya lagi.

Lain mas Iwan, lain pula mas wahyu, mas wahyu dapat dikatakan "pemberontak" tradisi keluarganya, ya iya memilih menjadi seorang animator ketimbang menjadi dokter,k profesi yang ditekuni, saudara, orang tua dan sebagian besar keluarganya.

Life is choice, kata sebagian orang, maka apapun pilihan kita semoga dapat kita dapat memilih dengan cinta serta mencintai pilihan kita, suatu yang datangnya dari hati dan jiwa, selalu membunyikan cinta, seperti dalam ktipan lagu diatas.

Menjadi yang Sedikit | Sebuah catatan

Selalu ada banyak cerita di setiap perjalan waktu, entah kisah yang memang kita harapkan ataupun kisah yang bahkan tidak pernah kita lintaskan dalam alam sadar ataupun alam bawah sadar kita. "Menjadi yang sedikit" merupakan gambaran dari salah satu refleksi kehidupan diri saya terhadap serial kehidupan yang diantarkan oleh mahluk ajaib bernama "waktu". Sedikit merupakan padanan kata dari kata tidak banyak atau lawan abadi dari kata banyak entah kita lebih suka menjadi bagian dari yang banyak atau menjadi bagian dari yang sedikit.

Sedikit itu kata keterangan yang bermakna kurang, minus tapi bukan berarti selalau salah bahkan terkadang sedikit itu menjadi sebuah kebenaran. Di negeri ini menjadi "sedikit" ber efek dualisme pertama menjadi sedikit di negeri ini adalah sebuah kehormatan karena dengan menjadi sedikit kita menjadi bagian dari sedikit orang yang bertindak jujur, sedikit orang yang tunduk kepada peraturan, sedikit orang yang peduli alam, sedikit orang yang peduli sesama, sedikit orang yang mempunyai integritas. Menjadi banyak di negeri ini sama saja menjadi bagian dari pelaku kecurangan, pelaku contek masal, pelaku pelanggar peraturan, dan banyak lagi .

Dualisme dari efek sedikit ini ialah menjadi sedikit itu berarti harus siap menjadi tidak populer, menjadi pelanggar kebiasaan, menjadi cemoohan masal, menjadi anti gotong royong. begitu kira - kira efek kedua dengan menjadi sedikit. 

saya teringat dengan kisah seorang yang menjadi asing dan terasingkan karena memang sedikit orang yang mengkajinya.

"Dalam suatu perjalanan umrah ke kota mekkah seorang pemuda kaya berhenti sejenak untuk istirahat didekat sebuah kebun rindang, ketika beristirahat dan tidur pulas maka onta yang dikendarainya terlepas dan masuk ke kebun tersebut dan memakan tanaman - tanaman yang ada didalam kebun. Pemilik kebun tersebut seorang kakek , dan mencoba mengehntikannya karena tidak bisa maka kakek tersebut membunuh onta tersebut. 
Ketika terbangun, pemuda ini dikejutkan dengan mendapati bahwa onta miliknya sudah tak bernyawa, lalu kakek tadi menjelaskan perihal kejadian yang sebenarnya, mendengar penjelasan kakek tersebut pemuda ini marah dan memukul kakek pemilik kebun sehingga meninggal dunia, ketika hendak kabur ia ditangkap anak dari kakek yang terbunuh tadi, lalu dilaporkan kepada khalifah.

Singkat cerita, pemuda ini dihukum mati, pemuda ini meminta diberi waktu dua hari untuk pulang ke kampungnya guna menyelesaikan segala hutang piutang dirinya, tetapi khalifah tidak dapat memberi izin kecuali ada orang yang menjadi jaminan kalau - kalau pemuda ini tidak kembali, karena ia merupakan seorang pendatang ia tidak mempunyai kerabat yang dapat menjadi jaminan , lalu tiba - tiba berteriak seorang yang hadir disana dengan bersedia menjadi jaminan dari pemuda tersebut, Abu Dzar namanya.

Sesampai dihari pelaksanaan hukuman, pemuda ini tak kunjung datang dan tepat beberapa menit pelaksanaan hukuman, pemuda ini datang dan semua orang memandang heran, "kenapa engkau hadir?padahal engkau dapat lari dari hukuman ini?" tanya khalifah, pemuda tersebut menjawab "aku datang untuk menepati janji, agar jangan sampai ada orang berkata bahwa tidak ada lagi orang yang menepati janji dan agar orang tidak mengatakan tidak ada lagi lelaki sejati yang berani mempertanggungjawabkan perbuatannya"

lalu khalifah bertanya kepada Abu dzar yang rela memberikan nyawanya sebagai jaminan untuk seorang yang tidak dikenalnya, ia menjawab "Aku lakukan ini agar orang - orang tidak mengatakan bahwa tidak ada lagi lelaki jantan yang bersedia berkorban untuk sesama manusia ciptaan tuhan"

Mendengar dua statement tersebut, anak dari kakek yang melapor tadi berkata "wahai khalfah saya telah memaafkan pemuda ini dan tidak meminta apapun darinya, tidak ada yang lebih utama dari memberi maaf dikala mampu, saya lakukan ini agar orang tidak lagi berkata bahwa tidak ada lagi orang berjiwa besar, yang mau maaf memaafkan"
(cerita ini diambil dari Buku "ketika cinta berbuah surga" karya habiburrahman el shirazy)

Menjadi Berbeda, Menjadi Sedikit

Kembali ke judul tulisan ini, menjadi yang sedikit tidak selalu menghinakan, anda pernah melihat sekelompok bebek, saya yakin anda sering melihatnya, namun pernahkan anda melihat sekawanan elang terbang, hampir pasti anda menjawab tidak pernah, karena mental elang tidaklah sama dengan mental bebek, ia memiliki integritas, kemampuan untuk menjadi diri sendiri dan ia sedikit.

Baca juga:
Mencari Setitik Kejujuran di Negeri Kleptokrasi